
BicaraPlus – Bagi sebagian besar orang Indonesia, es krim bukan lagi sekadar makanan penutup. Ia jadi teman di siang terik, camilan saat kumpul keluarga, bahkan kadang jadi alasan kecil untuk merayakan hal-hal sederhana. Di tengah pasar yang makin ramai dengan berbagai merek, satu nama masih konsisten bertahan di puncak, Aice.
Pada 2025 ini, Aice kembali meraih Top Brand Award dan Top Brand for Kids Award, dua penghargaan bergengsi yang diberikan Frontier Group. Catatannya tak main-main: tujuh tahun berturut-turut, sejak 2019, merek ini tak pernah lepas dari daftar pemenang.
“Kami melihat penghargaan ini bukan sekadar angka, melainkan bukti nyata kepercayaan jutaan keluarga di Indonesia,” kata Sylvana Zhong, Senior Brand Manager Aice Group, Rabu (24/9).
Dominasi Aice di Top Brand bukanlah kebetulan. Riset Frontier melibatkan lebih dari 15 ribu responden di 15 kota besar Indonesia, dengan mengukur tiga indikator utama, yakni mind share, market share, dan commitment share. Hasilnya, Aice konsisten unggul, bukan hanya di segmen anak-anak, tapi juga di pasar es krim nasional secara keseluruhan.
Strategi mereka jelas, menghadirkan produk yang dekat dengan keseharian masyarakat. Dari varian klasik sampai inovasi baru seperti Crispy Balls Cookies n’ Cream, Aice berupaya menggabungkan rasa populer dengan pengalaman unik. Kombinasi es krim lembut, lapisan cokelat, dan bola-bola renyah jadi contoh bagaimana brand ini membaca selera pasar dengan tepat.
Di tengah persaingan yang makin ketat, Aice tidak berhenti menjual produk. Mereka mencoba membentuk kebiasaan baru: es krim sebagai camilan sehari-hari yang bisa diakses siapa saja, di mana saja.

Es Krim, Pasar, dan Kebudayaan
Industri es krim di Indonesia beberapa tahun terakhir berkembang pesat. Dulu ia identik dengan dessert manis, sekarang jadi bagian dari gaya hidup modern, menemani waktu santai, jadi simbol kebersamaan, atau sekadar hadiah kecil untuk diri sendiri.
Aice melihat celah ini sejak awal masuk pasar. Mereka membangun jaringan distribusi luas, dari warung kecil di desa hingga supermarket di perkotaan. Filosofi mereka sederhana, kebahagiaan harus bisa dijangkau semua orang.
“Penghargaan ini validasi atas visi kami, membagikan kebahagiaan lewat es krim kepada semua orang. Namun kami tidak berhenti di sini. Aice akan terus memperluas jangkauan dan menghadirkan inovasi,” ujar Sylvana.
Dari Promo Hingga Inovasi
Untuk menjaga kedekatan dengan konsumen, Aice juga bermain di ranah pengalaman. Tahun ini mereka meluncurkan promo “Stick Crispy Balls Berhadiah Mobil”—program yang mengajak konsumen menemukan hadiah di balik stik es krim favorit. Cara sederhana ini menjadi cara lain membangun loyalitas, sekaligus menghadirkan kejutan di momen sehari-hari.
Di balik promosi, Aice menegaskan komitmennya pada kualitas. Semua produk diproses dengan standar internasional, dari ISO 9001, ISO 22000, hingga sertifikasi halal MUI. Rantai dingin (cold chain) yang mereka bangun memastikan es krim tetap segar dan higienis sampai di tangan konsumen.
Kemenangan tujuh tahun berturut-turut di Top Brand Award bukan hanya soal dominasi pasar, tapi juga tanda bagaimana sebuah merek bisa membentuk budaya konsumsi baru. Es krim kini hadir di lebih banyak momen kehidupan masyarakat, dan Aice jadi salah satu yang mendorong pergeseran itu.
Menutup pembicaraan Sylvana mengatakan, “Kami berterima kasih atas kepercayaan masyarakat Indonesia. Penghargaan ini jadi motivasi untuk terus menghadirkan es krim yang lezat, aman, terjangkau, dan relevan dengan kebutuhan semua kalangan.”
Seperti halnya camilan manis di siang terik, penghargaan ini barangkali hanya bagian kecil dari perjalanan panjang Aice. Tapi tujuh tahun konsistensi menunjukkan satu hal: di dunia es krim, mereka tahu betul cara tetap dingin di tengah persaingan panas.
Foto: Dok. AICE