The Botanist: Botani, Ingatan, dan Cinta Pertama di Xinjiang

IMG 20250929 WA0024

BicaraPlus – Arsin adalah seorang anak laki-laki Kazakh yang hidup di sebuah desa terpencil di Xinjiang, Tiongkok. Hidupnya sepi, tapi ia menemukan dunia baru lewat tumbuhan: mengoleksi, mempelajari, dan merawatnya. Hingga suatu hari, ia bertemu Meiyu, seorang gadis Han Tiongkok. Pertemuan itu berkembang menjadi persahabatan, lalu cinta pertama yang lembut, polos, dan seperti mimpi.

Itulah inti The Botanist (Zhi Wu Xue Jia), film terbaru karya sutradara sekaligus penulis Jing Yi. Dirilis pada 2025, film ini menggunakan bahasa Kazakh dan Mandarin, dengan Jahseleh Yesl (sebagai Arsin) dan Ren Zihan (sebagai Meiyu) di peran utama.

Menggabungkan realisme magis dengan drama coming-of-age, The Botanist bukan hanya kisah cinta, tapi juga refleksi tentang hubungan manusia dengan alam, identitas etnis di perbatasan, serta cara generasi muda menapaki perjalanan hidup mereka.

Botani sebagai Cermin Kehidupan

Mengapa botani? Mengapa dunia tumbuhan dijadikan pusat naratif?

“Seorang botanis bekerja untuk melindungi dan menjaga kehidupan tumbuhan. Itu sejajar dengan perjalanan Arsin, seorang anak muda yang berusaha menjaga ingatan, perasaan, pengalaman, dan kisah keluarganya,” ujar Jing Yi d sela Jakarta World Cinema 2025, Jakarta, kemarin.

Bagi Jing, botani bukan sekadar latar cerita, melainkan simbol keberlangsungan hidup, ingatan, dan hubungan emosional. “Jadi, botani di sini adalah cermin dari upaya mempertahankan kehidupan dan ingatan,” lanjutnya.

Tantangan di Alam Terbuka

The Botanist sepenuhnya disyuting di lokasi nyata, jauh dari studio. Hal ini membawa tantangan besar, terutama dalam menciptakan atmosfer natural.

“Tantangannya adalah menemukan ruang yang tepat, lalu mengatur pergerakan karakter agar terasa alami, seolah mereka benar-benar bagian dari lanskap itu,” kata Jing.

Namun, ada tantangan lain yang tak kalah pelik, bekerja dengan anak-anak. “Mereka tidak selalu mau mendengarkan instruksi. Jadi, kami harus meluangkan banyak waktu untuk berkomunikasi, mengulang adegan berkali-kali, sampai akhirnya mereka bisa menampilkan emosi yang tulus.”

Kesabaran dan kesungguhan itu tercermin di layar, adegan-adegan yang sederhana, tapi terasa otentik dan hidup.

Metafora dari Padang Rumput Kazakh

Selain dunia botani, film ini juga banyak mengandalkan simbol dan metafora. Jing Yi menengok pada tradisi Kazakh sebagai sumber inspirasi.

“Saya banyak terinspirasi dari cerita rakyat Kazakh, terutama tentang kuda. Simbol kuda hitam tua, misalnya, saya gunakan sebagai metafora yang membawa penonton masuk lebih dalam ke dunia batin karakter,” jelasnya.

Metafora itu bukan sekadar hiasan, melainkan jembatan emosional antara penonton dan karakter. “Bagi saya, itu cara efektif untuk memberi kedalaman emosional pada narasi.”

Resonansi di Indonesia

Menariknya, Jing Yi mengaku sangat bersyukur filmnya bisa diputar di Indonesia. Baginya, ada resonansi tematik yang kuat.

“Saya merasa penonton di sini punya rasa ingin tahu yang besar dan kesabaran dalam menikmati film semacam ini. Saya juga tahu Indonesia kaya dengan alam dan tumbuhan, jadi ada kedekatan tematik,” ujarnya.

Jing kemudian bercerita tentang pengalamannya di Museum Nasional Jakarta. “Saya membaca sebuah kalimat, ‘Tubuhmu adalah kapal, dan engkau menempuh perjalananmu sendiri.’ Itu sangat menyentuh saya. Saya rasa itu juga mewakili semangat anak-anak muda dalam film saya—mereka bekerja keras di tanah, menapaki perjalanan hidupnya sendiri, dengan segala tantangan yang ada.”

Sebuah Film tentang Ingatan dan Pertumbuhan

The Botanist pada akhirnya bukan hanya kisah cinta pertama yang lembut di pedesaan Xinjiang, tapi juga sebuah alegori tentang bagaimana manusia menjaga hubungannya dengan alam, tradisi, dan ingatan keluarga.

Dalam tangan Jing Yi, botani menjadi metafora yang hidup: tumbuhan yang rapuh tapi kuat, tumbuh di tanah yang keras, sekaligus menyimpan jejak kehidupan. Sama seperti Arsin dan Meiyu, yang berusaha menemukan tempatnya di dunia, di tengah cinta, perubahan, dan ingatan yang tak pernah sepenuhnya hilang.

Box Info Film: The Botanist (2025)

Judul: The Botanist (Zhi Wu Xue Jia)

Sutradara & Penulis: Jing Yi

Tahun Rilis: 2025

Lokasi Latar: Desa terpencil di Xinjiang, perbatasan utara Tiongkok dengan Kazakhstan

Bahasa: Kazakh & Mandarin (subtitle Inggris)

Pemeran Utama: Jahseleh Yesl (Arsin), Ren Zihan (Meiyu)

Genre: Coming-of-age, realisme magis, drama romantis

Tema: Hubungan dengan alam, cinta pertama, perubahan sosial, konflik etnis di desa kecil

Bagikan