
BicaraPlus– Kebuntuan politik di Amerika Serikat yang menyebabkan penutupan pemerintah federal (shutdown) terlama dalam sejarah, yakni selama 40 hari, akhirnya mencapai titik kompromi. Operasi pemerintah federal, yang sempat melumpuhkan 40 bandara, merumahkan 750 ribu pegawai, dan mengancam 41 juta warga miskin penerima tunjangan sosial kelaparan, kini diambang pemulihan.
Presiden AS Donald Trump muncul di Ruang Oval untuk memuji kesepakatan tersebut sebagai sesuatu yang “sangat bagus”. “Kita akan membuka negara kita dengan sangat cepat,” kata Trump, seraya menegaskan bahwa ia akan “mematuhi kesepakatan” yang dicapai antara Partai Republik dan Partai Demokrat.
Namun, di balik narasi kemenangan Trump tersebut, terdapat perseteruan substansial yang menjadi inti kebuntuan dan belum terpecahkan.
Bara Obamacare: Ancaman Kenaikan Premi Dua Kali Lipat
Inti dari kebuntuan anggaran yang memaksa shutdown berkepanjangan adalah tuntutan keras dari Partai Demokrat agar subsidi asuransi kesehatan yang berakhir di penghujung tahun diperpanjang.
Tuntutan ini terkait erat dengan program “Obamacare” (resmi dikenal sebagai Affordable Care Act), di mana jutaan warga AS membeli asuransi kesehatan. Jika subsidi ini tidak diperpanjang, pembeli premi akan menghadapi lonjakan biaya hingga dua kali lipat. Partai Demokrat bersikeras agar negosiasi ini diselesaikan segera demi melindungi jutaan warganya, sementara Partai Republik bersikeras agar pembahasan tersebut ditunda setelah pemerintah dibuka kembali.
Dalam kesepakatan yang dilaporkan tercapai pada Minggu tersebut, isu perpanjangan subsidi Obamacare belum mencapai kata sepakat final dan pembahasannya akan dilakukan kembali.
Penyelamatan Darurat untuk Warga Miskin
Meskipun isu asuransi kesehatan ditangguhkan, kompromi yang disepakati Kongres AS membawa angin segar bagi operasional pemerintah dan, yang paling mendesak, bagi warga kurang mampu.
Kongres setuju untuk membuka kembali pemerintahan hingga Januari, mendanai beberapa program untuk tahun fiskal penuh, dan membatalkan sejumlah pemecatan pegawai federal yang dilakukan oleh pemerintahan Trump.
Salah satu program vital yang segera dipulihkan adalah pendanaan untuk Supplemental Nutrition Assistance Program (SNAP), atau yang dikenal sebagai program bantuan pangan. Program ini sangat krusial karena membantu lebih dari 42 juta warga Amerika berpenghasilan rendah untuk membeli kebutuhan pokok mereka, yang pendanaannya sempat terancam di tengah shutdown.
Meskipun Kongres AS (yang terdiri dari Senat dan DPR) telah meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU) pembukaan kembali pemerintah, aturan tersebut mungkin masih membutuhkan waktu berhari-hari untuk sampai ke meja Trump guna ditandatangani, mengingat tanggal 11 November adalah hari libur nasional di AS.





