Rp200 Triliun ke Bank BUMN, Menkeu Purbaya Klaim Sukses Jaga Likuiditas

downloadgram.org 548871624 18078626675483600 6492521030655942474 n

BicaraPlus – Penempatan dana kas negara di lima bank pelat merah diklaim Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa sebagai bagian dari manajemen kas strategis yang berdampak langsung pada pertumbuhan uang primer dan M2.

Dalam lanskap kebijakan fiskal yang dinamis, pengelolaan kas negara bukan hanya urusan administratif, melainkan instrumen krusial dalam menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi. Hal ini kembali ditegaskan oleh Purbaya, yang juga menjabat Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), terkait penempatan dana kas pemerintah senilai Rp200 triliun di lima bank milik negara.

Dana jumbo tersebut telah digelontorkan sejak 12 September 2025. Alokasi penempatan ini cukup merata, meliputi Bank Mandiri Rp55 triliun, Bank Rakyat Indonesia (BRI) Rp55 triliun, Bank Negara Indonesia (BNI) Rp55 triliun, Bank Tabungan Negara (BTN) Rp25 triliun, dan Bank Syariah Indonesia (BSI) Rp10 triliun.

Kontribusi pada Likuiditas Domestik

Menkeu Purbaya dalam konferensi pers Hasil Rapat Berkala KSSK IV Tahun 2025 pada Senin (3/11) menjelaskan bahwa penempatan Rp200 triliun ini merupakan bentuk manajemen kas (cash management) pemerintah yang secara langsung berkontribusi pada penentuan likuiditas di pasar.

Dampak dari langkah ini tercermin dari data pertumbuhan uang primer (uang yang langsung berada di tangan masyarakat dan bank), yang pada September 2025 tercatat tumbuh 13% secara tahunan (year on year/yoy).

Selain itu, likuiditas perekonomian secara keseluruhan juga menunjukkan kelonggaran. Pertumbuhan M2 atau uang beredar yang mencakup seluruh alat pembayaran yang sah, mencapai 8% (yoy) pada September 2025. Angka ini lebih tinggi dan menunjukkan akselerasi jika dibandingkan dengan posisi Juni 2025 yang tercatat 6,5% (yoy).

Tingginya pertumbuhan M2 mengindikasikan bahwa intervensi pemerintah melalui manajemen kas ini sukses menjaga ketersediaan dana di sistem perbankan, yang pada gilirannya dapat disalurkan kembali ke sektor riil melalui kredit.

Memperkuat Investasi dan Reformasi Struktural

Ke depan, Purbaya memastikan bahwa langkah-langkah fiskal strategis akan terus diperkuat, khususnya dalam rangka mendorong investasi demi mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.

“Termasuk peran Danantara juga upaya penciptaan iklim investasi dengan penciptaan satgas P2SP (Satuan Tugas Percepatan Program Strategis Pemerintah dan Panitia Pembangunan Satuan Pendidikan),” ujar Purbaya.

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa penempatan kas di bank BUMN tidak hanya bertujuan jangka pendek untuk menjaga likuiditas, tetapi juga terintegrasi dengan agenda yang lebih luas, menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui peran lembaga strategis dan reformasi birokrasi, memastikan dana yang tersedia di pasar dapat terserap untuk program-program strategis pemerintah.

Bagikan