Reaktivasi Jalur Rangkasbitung–Pandeglang Dimulai 2026, Pemprov Banten Siapkan Sosialisasi Warga

Untitled design 84 2

BicaraPlus – Sudah lebih dari dua dekade jalur kereta Rangkasbitung–Pandeglang tak lagi beroperasi. Rel-rel tua yang tertimbun tanah dan rumah warga kini bersiap disapa kembali: pemerintah pusat berencana mereaktivasi jalur itu mulai tahun 2026.

Gubernur Banten Andra Soni menyebut proyek ini bukan sekadar menghidupkan kembali lintasan mati, melainkan membangun kembali konektivitas yang dulu pernah ada.
“Nantinya, tugas Pemerintah Provinsi Banten adalah melakukan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka mensterilkan jalur yang akan digunakan,” kata Andra di Serang, Senin (20/10).

Menurut hasil koordinasi antara Pemprov Banten dan Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, kajian awal reaktivasi jalur akan dimulai pada 2026. Bila berjalan sesuai rencana, tahap konstruksi akan menyusul pada 2027.

“Setelah kajian itu selesai, ditargetkan pada 2027 proyeknya sudah bisa mulai konstruksi,” ujar Andra.

Proyek ini akan menghubungkan kembali wilayah selatan dan utara Banten yang selama ini terpisah secara infrastruktur. Jalur kereta yang dulu pernah menjadi urat nadi ekonomi daerah diharapkan kembali hidup, membawa arus barang dan manusia dengan waktu tempuh yang lebih singkat.

“Ini penting bagi kita karena nantinya akan membuka akses dan mempercepat konektivitas antara wilayah selatan dan utara Banten,” tambahnya.

Selain reaktivasi, Pemprov Banten juga mendorong elektrifikasi jalur Rangkasbitung–Merak yang kini sedang disiapkan pemerintah pusat. Proyek ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan sistem transportasi publik yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

“Kehadiran saya di sini juga untuk menindaklanjuti elektrifikasi jalur Rangkasbitung–Merak dan memastikan komitmen itu berjalan,” ujar Andra.

Ia berharap, elektrifikasi dan reaktivasi bisa berjalan beriringan, menjadikan Banten sebagai salah satu provinsi dengan sistem perkeretaapian modern di luar Jabodetabek.
“Mudah-mudahan ke depan perkembangan teknologi perkeretaapian juga bisa masuk dan diterapkan di Banten,” tuturnya.

Reaktivasi jalur Rangkasbitung–Pandeglang sejatinya bukan hanya proyek infrastruktur. Ia juga menyentuh soal memori kolektif dan ekonomi daerah. Rel yang dulu jadi saksi perjalanan masyarakat Banten di masa kolonial kini akan kembali berfungsi dalam wajah baru sebagai simbol keterhubungan.

Bagi pemerintah provinsi, tantangan terbesarnya bukan sekadar konstruksi, melainkan menyiapkan masyarakat yang selama ini telah menempati atau memanfaatkan lahan di sepanjang jalur lama.

Danra menegaskan, sebelum alat berat turun ke lapangan, Pemprov Banten akan lebih dulu memastikan warga memahami tujuan reaktivasi. “Yang paling penting sekarang adalah sosialisasi,” pungkasnya.

Bagikan