
BicaraPlus – Instruksi Presiden Prabowo Subianto agar seluruh menteri dan pejabat tinggi negara menggunakan Maung, kendaraan taktis buatan PT Pindad sebagai mobil dinas menuai perhatian.
Bagi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, gagasan itu bukan hal mustahil. Namun, realisasinya bergantung pada satu hal, kesiapan industri dalam negeri. “Tahun ini harusnya ada. Cuma kan, rupanya kapasitasnya belum cukup,” kata Purbaya di kantornya, Jakarta, Selasa (21/10).
Menurutnya, dari sisi anggaran, pemerintah sudah menyiapkan dana untuk pengadaan kendaraan tersebut. Hambatan sejauh ini bukan pada uang, melainkan kemampuan produksi PT Pindad (Persero) untuk memenuhi kebutuhan seluruh kementerian dan lembaga.
“Tergantung industrinya. Kalau saya kan targetin uang aja. Uangnya ada,” tegas Purbaya.
Maung yang dimaksud Prabowo adalah MV3 Maung Tangguh, varian berkapasitas empat orang dengan desain atap terbuka.
PT Pindad juga menyiapkan dua varian lain, yakni Maung MV3 Komando dengan atap hard top dan Maung MV3 Jelajah dengan atap soft top, masing-masing dirancang untuk kebutuhan medan dan mobilitas yang berbeda.
Kendaraan ini awalnya dikembangkan untuk operasi taktis TNI, namun dalam beberapa tahun terakhir mulai dipromosikan sebagai simbol kemandirian industri pertahanan nasional.
Sehari sebelumnya, dalam Sidang Kabinet Paripurna, Presiden Prabowo menyampaikan instruksinya secara langsung di hadapan para menteri.
“Sekarang sudah ada Maung sebagai kendaraan TNI. Diharapkan nanti semua Menteri dan Ketua Lembaga juga menggunakan kendaraan yang sama,” kata Prabowo.
Ia bahkan menegaskan, mobil-mobil dinas berkelas tinggi sebaiknya hanya digunakan di luar urusan dinas.
“Dan sebentar lagi saudara-saudara semua harus pakai Maung. Saya gak mau tahu. Yang mobil-mobil bagus pakai kalau libur saja,” ujar Presiden.
Bagi sebagian pihak, instruksi ini bukan sekadar kebijakan efisiensi, melainkan simbol keberpihakan pada produk dalam negeri.
Namun, kesiapan industri lokal masih menjadi ujian utama. PT Pindad, meski berpengalaman dalam memproduksi kendaraan militer, tetap menghadapi tantangan dalam memenuhi skala kebutuhan sipil dan administratif.
Purbaya, dengan nada realistis, memberi isyarat bahwa goodwill saja tak cukup. Kendaraan dinas berlogo garuda itu mungkin segera hadir di halaman kementerian, asal pabrik di Bandung benar-benar siap memproduksinya.





