
BicaraPlus – Badan Gizi Nasional (BGN) mencatat, sebanyak 38 pabrik food tray atau nampan makanan kini berdiri di Indonesia sejak program Makan Bergizi Gratis (MBG) mulai dijalankan pada awal 2025. Sebelumnya, tak satu pun pabrik food tray beroperasi di dalam negeri, seluruhnya masih diimpor dari China.
Kepala BGN Dadan Hindayana mengatakan, program MBG telah memicu lahirnya industri baru yang sebelumnya tidak pernah ada di Indonesia. “Sampai awal 2025 belum pernah ada pabrik food tray di Indonesia karena semuanya dibuat di China. Sekarang alhamdulillah sudah ada 38 pengusaha food tray,” ujar Dadan dalam acara 1 Tahun Pemerintahan Prabowo–Gibran di Jakarta, belum lama ini.
Menurut Dadan, sebagian besar pengusaha yang terjun ke bisnis food tray berasal dari sektor lain seperti otomotif. Mereka mengalihkan produksinya ke industri baru ini dan kini mampu memproduksi sekitar 12,6 juta food tray per bulan, seluruhnya hasil karya dalam negeri.
“Mungkin ada penurunan permintaan onderdil dan lain-lain, akhirnya mereka konversi mencetak food tray. Sekarang produksinya sudah bisa 12,6 juta per bulan,” katanya.
Selain mendorong tumbuhnya industri food tray, Dadan menyebut program MBG juga menghidupkan kembali industri Alat Pelindung Diri (APD) yang sempat lesu pasca pandemi COVID-19. Permintaan APD meningkat karena seluruh dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) wajib menggunakannya selama proses memasak.
“Setelah COVID permintaan APD turun, sekarang naik kembali setara masa pandemi. Semua dapur SPPG harus menggunakan APD, jadi produsen APD ikut terdorong,” jelas Dadan.
Program MBG bukan hanya soal gizi anak sekolah, tetapi juga menimbulkan efek berganda pada industri nasional dari sektor manufaktur, logistik, hingga alat pelindung diri.





