
BicaraPlus – Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto melanjutkan agenda penting di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) 2025 yang berlangsung di Hwabaek International Convention Center (HICO), Gyeongju, Republik Korea. Dalam kesempatan tersebut, Presiden Prabowo mengadakan pertemuan bilateral dengan Presiden Republik Korea Lee Jae Myung dan menghadiri APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM) sesi ke-2 yang menyoroti kerja sama ekonomi dan transformasi teknologi di kawasan Asia Pasifik.
Dalam suasana akrab dan penuh rasa saling menghormati, kedua pemimpin negara membahas penguatan hubungan strategis di berbagai bidang, mulai dari ekonomi, perdagangan, investasi, pertahanan, hingga kebudayaan. Presiden Lee Jae Myung menegaskan bahwa hubungan antara Republik Korea dan Indonesia telah berkembang pesat dan kini mencapai tingkat kemitraan yang sangat tinggi. Ia juga menyoroti kolaborasi kedua negara dalam pengembangan pesawat tempur generasi baru KF-21, yang menjadi simbol nyata dari kerja sama jangka panjang di bidang pertahanan.
Presiden Lee turut mengaitkan eratnya hubungan kedua negara dengan nilai-nilai historis yang lahir dari Konferensi Asia-Afrika di Bandung tahun 1955, di mana “Semangat Bandung” mengajarkan pentingnya keseimbangan, otonomi strategis, dan kerja sama yang pragmatis. Nilai-nilai yang juga menjadi fondasi kebijakan luar negeri Korea.
Menanggapi hal tersebut, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi atas kemitraan erat yang telah terjalin antara kedua negara. Ia menuturkan bahwa selama satu tahun terakhir, komunikasi antara Pemerintah Indonesia dan para pelaku industri Korea berlangsung intensif. “Saya telah bertemu dengan banyak pemimpin industri dan bisnis Korea yang berkunjung ke Indonesia. Kami berdiskusi panjang lebar dan sangat terbuka untuk partisipasi Korea yang berkelanjutan dalam perekonomian kami. Kami berharap kerja sama ini dapat terus berlanjut,” ujar Presiden Prabowo.
Dalam bidang pertahanan, Presiden Prabowo menegaskan bahwa kerja sama yang telah berlangsung akan terus diperkuat, termasuk dalam pembahasan lanjutan proyek pesawat tempur bersama KF-21. Ia menjelaskan bahwa proses negosiasi masih berlangsung dan melibatkan pembahasan teknis antara kedua pihak, terutama mengenai faktor ekonomi, harga, dan skema pembiayaan. “Saya rasa para menteri kami akan terus berdiskusi dengan tim Anda, dan tim teknis kami juga akan melanjutkan hal ini,” ucapnya.
Selain kerja sama ekonomi dan pertahanan, Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya memperkuat kerja sama kebudayaan dengan Republik Korea. Ia meyakini bahwa kolaborasi di bidang budaya dapat memicu pertumbuhan industri kreatif lokal, meningkatkan daya saing budaya Indonesia, dan mendorong sektor pariwisata yang berkontribusi langsung terhadap ekonomi nasional.
Masih pada hari yang sama, Presiden Prabowo juga menyampaikan pandangan penting dalam sesi kedua APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM). Ia menegaskan bahwa pemanfaatan kecerdasan buatan (AI) dan teknologi tinggi merupakan kunci utama bagi Indonesia dalam mempercepat pengentasan kemiskinan serta memperkuat ketahanan pangan nasional. “Kita sedang memasuki era baru yang ditandai oleh kemajuan teknologi tinggi, khususnya kecerdasan buatan. Tugas paling mendesak bagi Indonesia saat ini adalah menuntaskan kemiskinan dan kelaparan. Kami percaya bahwa penggunaan AI dapat membawa manfaat besar bagi tujuan tersebut,” tegas Presiden Prabowo.
Presiden Prabowo menjelaskan bahwa penerapan AI di sektor pertanian kini mulai menunjukkan hasil nyata. Berkat penggunaan teknologi pertanian presisi, Indonesia berhasil meningkatkan produktivitas pangan hingga mencapai swasembada beras dan jagung, jauh lebih cepat dari target awal empat tahun. “Dengan penggunaan teknologi tinggi dan kecerdasan buatan, kami berhasil meningkatkan produksi hingga ke tingkat tertinggi dalam sejarah Indonesia sejak kemerdekaan,” ujarnya.
Dalam forum tersebut, Presiden Prabowo juga menyoroti pentingnya kerja sama internasional untuk menekan kejahatan lintas batas, termasuk penyelundupan, korupsi, perdagangan narkotika, dan perjudian daring yang merugikan perekonomian nasional. Ia menyebut bahwa Indonesia kehilangan sekitar 8 miliar dolar Amerika setiap tahun akibat aliran dana keluar yang disebabkan oleh perjudian daring.
Pemerintah, lanjutnya, juga berkomitmen untuk memperkuat pendidikan dan keterampilan digital masyarakat, serta berpartisipasi aktif dalam seluruh inisiatif APEC yang bertujuan meningkatkan kapasitas teknologi, pendidikan, dan sistem kesehatan publik. “Kami ingin berpartisipasi dalam semua inisiatif APEC yang bertujuan meningkatkan kapasitas di bidang teknologi dan pendidikan. Kami juga ingin memberdayakan usaha kecil serta memperkuat sistem kesehatan dalam menghadapi perubahan demografi,” ungkapnya.
Menutup pernyataannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa penguasaan teknologi merupakan kunci kemajuan bangsa dan hanya dapat dicapai melalui kolaborasi erat antarnegara di kawasan Asia Pasifik. “Kita harus memastikan kendali atas masa depan teknologi kita. Saya yakin melalui kerja sama di dalam APEC, kita dapat mencapai tujuan ini bersama,” pungkas Presiden Prabowo.





