
BicaraPlus – Banjir masih merendam sejumlah titik di Kota Sibolga, Sumatera Utara, hingga Kamis (27/11). Bencana yang melanda sejak dua hari terakhir itu tak hanya menutup akses jalan dan merusak rumah warga, tetapi juga menelan korban jiwa.
Sibolga menjadi salah satu dari empat wilayah di Sumut yang diterjang banjir bandang dan longsor, selain Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Mandailing Natal. Data sementara Basarnas per Rabu (26/11) mencatat 8 orang meninggal dunia, mayoritas dari Kecamatan Sibolga Selatan.
Hujan Ekstrem Picu Banjir dan Longsor
Pusat Pengendalian Operasi BNPB melaporkan hujan deras yang turun selama dua hari berturut-turut (24–25 November) menjadi pemicu utama banjir dan longsor.
BMKG melalui TCWC Jakarta menyebut cuaca ekstrem dipengaruhi dua sistem cuaca signifikan:
Siklon Tropis KOTO yang berkembang di Laut Sulu
Bibit Siklon 95B yang terpantau di Selat Malaka
Dua sistem ini memicu pertumbuhan awan hujan skala besar dari Aceh hingga Sumut, menghasilkan hujan lebat disertai angin kencang pada Selasa (25/11). Intensitas hujan yang tak kunjung mereda membuat Sungai Sibolga dan kanal sekitarnya meluap.
Arus Deras Bawa Material Kayu dan Puing
Sejumlah video yang beredar memperlihatkan derasnya arus banjir menghantam rumah warga, menyeret kendaraan, hingga merusak infrastruktur. Lumpur tebal, batang pohon, dan puing bangunan ikut tersapu dari hulu menuju permukiman.
Wilayah yang masih terendam antara lain Kelurahan Angin Nauli, Aek Muara Pinang, Aek Habil, Pasar Belakang, dan Pasar Baru. Sementara titik longsor tercatat di Angin Nauli, Simare-mare, Sibolga Hilir, Hutabarangan, Huta Tonga, Parombunan, hingga Pancuran Gerobak.
Akses di Jalan II Nomensen, Kecamatan Sibolga Timur, tertutup material longsor. Jalur penghubung Sibolga–Padangsidimpuan pun terputus.
Pencarian 24 Jam: 21 Warga Masih Hilang
Operasi pencarian dan evakuasi terus dikebut. Basarnas bersama TNI/Polri, BPBD, Polairud, dan relawan melakukan penyisiran selama 24 jam terakhir.
“Tim sudah disebar ke beberapa titik. Pencarian dilakukan sambil memastikan keselamatan petugas,” kata Kepala Kantor SAR Nias, Putu Arga Sudjarwadi.
Tim dilengkapi perahu karet, kendaraan darat, peralatan medis, hingga drone thermal untuk melacak warga yang hilang. Prioritas utama adalah membuka akses jalan, mengevakuasi korban, dan memastikan bantuan masuk ke wilayah yang masih terisolasi.
Selain merendam ribuan rumah, banjir Sibolga juga menyebabkan listrik padam dan menimbulkan gangguan jaringan telekomunikasi di beberapa titik.





