
BicaraPlus—Sebagai kota terbesar di Indonesia, Jakarta memanggul persoalan yang terus menumpuk dari masa ke masa. Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, mengaku kini memfokuskan kerjanya pada penyelesaian masalah-masalah warisan yang tak kunjung tuntas di era sebelumnya. Baginya, membenahi yang terbengkalai adalah langkah penting agar wajah Jakarta kembali rapi dan nyaman.
“Tidak mungkin kota sebesar ini persoalannya sederhana. Saya justru lebih senang menyelesaikan masalah yang tidak pernah disentuh sejak dulu,” kata Pramono di Fairview Hotel by Artotel, Radio Dalam, Jakarta, Sabtu (15/11). Ia mencontohkan satu proyek monorel terbengkalai di koridor Rasuna Said–Kuningan.
Sudah 21 tahun tiang-tiang beton monorel berdiri tanpa kejelasan. Pramono berjanji akan mulai membuka dan membongkar struktur tersebut pada Januari mendatang. Ruas jalan di kawasan itu, katanya, akan diperbaiki, diperlebar, dan dilengkapi pedestrian yang layak. Ia memperkirakan perbaikan tersebut dapat mengurangi kemacetan hingga 15 persen.
Upaya perbaikan tidak hanya berbentuk konstruksi. Pemprov juga menyiapkan rencana penghijauan ulang di jalur itu. “Pohon-pohon sepanjang jalan akan kami tanam lagi. Harapannya, koridor ini bisa jadi pilihan baru untuk pejalan kaki, bukan hanya Sudirman–Thamrin,” ujar Pramono.
Ia juga mempercepat pembangunan jalur penghubung antara Jakarta International Stadium (JIS) dan Ancol agar arus penonton lebih tertata. Dengan jalur itu, pengunjung cukup memarkirkan kendaraan di Ancol dan berjalan sekitar 300 meter menuju stadion. “Pulangnya juga lebih nyaman karena langsung terhubung tol,” ucapnya.
Pramono turut menyinggung kondisi Kalijodo, yang pernah menjelma dari kawasan kumuh menjadi ruang publik, tetapi kembali tak terurus. Ia mengingatkan bahwa proyek semacam itu mudah kembali terabaikan tanpa keberlanjutan kebijakan.
“Termasuk JIS. Kalau tidak dikerjakan, pasti jadi temuan. Sekarang JIS sudah terdaftar sebagai BUMD berskala besar,” katanya. Ke depan, kawasan JIS akan terintegrasi dengan jaringan KRL, LRT, dan akses Ancol untuk memperkuat konektivitas.
Salah satu proyek yang menurutnya akan menjadi ruang publik penting adalah Taman Bendera Pusaka, ruang terbuka hijau baru hasil penyatuan Taman Langsat, Taman Leuser, dan Taman Ayodhya. Ketiganya akan disatukan lewat jalur layang dan jalur bawah tanah sehingga menciptakan kawasan hijau yang lebih luas dan multifungsi. Taman ini akan memiliki lintasan jogging sepanjang 1,2 kilometer, lebih panjang dari putaran luar Stadion GBK.
Pramono menargetkan taman tersebut diresmikan pada 9 Februari 2026. Ia menyebut ruang publik ini sebagai bagian dari upaya menjadikan Jakarta kota modern yang lebih ramah penduduk dan pejalan kaki.
Ia juga mendorong setiap wilayah membangun taman-taman kecil berukuran 2.000–10.000 m² melalui kerja sama dengan perusahaan atau pihak swasta. “Hampir setiap minggu saya meresmikan taman baru. Dengan gotong-royong dan transparansi, Jakarta akan berubah,” tutup Pramono.





