
Desa Penglipuran di Kabupaten Bangli, Bali, kembali menegaskan posisinya sebagai destinasi wisata berkelanjutan unggulan Indonesia. Melalui dukungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo, Penglipuran Village Festival XII digelar pada 10–12 Juli 2025 dengan mengangkat tema “Samskerti Bhumi Jana: Harmoni Menuju Pariwisata Berkelanjutan dan Inklusif.” Festival budaya tahunan ini menjadi momentum pelestarian tradisi Bali sekaligus penguatan ekosistem pariwisata yang inklusif dan berorientasi pada keberlanjutan.
Pelindo telah membina Desa Penglipuran sejak tahun 2017 melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Selama enam tahun pendampingan hingga 2023, Pelindo menghadirkan beragam program strategis, seperti pengembangan infrastruktur pendukung pariwisata, pembentukan kelembagaan usaha desa, penyusunan laporan keuangan, serta pelatihan hospitality untuk mendukung program port tourism. Kini, Desa Penglipuran telah berkembang menjadi mitra strategis perusahaan dalam mempromosikan wisata kapal pesiar yang masuk melalui Pelabuhan Benoa.

Sepanjang tahun 2024, Desa Penglipuran mencatat lebih dari satu juta kunjungan wisatawan, dengan rata-rata kunjungan mencapai 2.652 orang per hari. Prestasi ini memperkuat status desa adat tersebut sebagai destinasi favorit wisatawan domestik maupun mancanegara. Keberhasilan ini juga membawa Desa Penglipuran meraih pengakuan bergengsi di kancah global, termasuk penghargaan Best Tourism Villages dari UNWTO pada 2023 dan Kalpataru Lestari dari Kementerian Lingkungan Hidup pada 2025.
Direktur SDM dan Umum Pelindo, Dwi Fatan Lilyana, menyatakan bahwa desa ini kini menjadi contoh praktik terbaik dalam pengelolaan desa wisata berbasis budaya dan lingkungan. Ia juga menyebut Pelindo sedang menyiapkan desa binaan baru dengan standar serupa, agar semakin banyak desa wisata yang mampu menjangkau wisatawan kapal pesiar dan memperkuat port tourism Indonesia secara berkelanjutan.
Penglipuran Village Festival XII tahun ini dimeriahkan oleh berbagai kegiatan budaya khas Bali, seperti parade gebogan, lomba barong macan, penjor, lomba mewarnai, pameran UMKM, hingga pertunjukan musik lokal. Kegiatan ini melibatkan partisipasi aktif dari warga desa, pelaku seni, pelajar, dan pelaku UMKM lokal. Ketua panitia festival, I Komang Kembar Sedana Arta, menyebut kehadiran Pelindo sebagai mitra strategis sangat mendukung kesinambungan festival sekaligus agenda pengembangan desa secara jangka panjang.
Dengan kombinasi kuat antara pelestarian budaya, daya tarik wisata alam, dan tata kelola kelembagaan desa yang semakin profesional, Desa Penglipuran kini bukan hanya destinasi, tetapi representasi masa depan pariwisata berkelanjutan Indonesia.