Pangku, Debut Sutradara Reza Rahadian Borong Empat Penghargaan di BIFF 2025

Untitled design 84

BicaraPlus – Busan International Film Festival (BIFF) 2025 menjadi panggung penting bagi sinema Indonesia. Lewat film debutnya Pangku, Reza Rahadian berhasil membawa pulang empat penghargaan sekaligus. Bukan hanya kemenangan personal, capaian ini menandai langkah baru dalam perjalanan kariernya dari aktor papan atas menjadi sutradara dengan karya yang langsung mendapat pengakuan internasional.

Empat penghargaan itu adalah KB Vision Audience Award, FIPRESCI Award, Bishkek International Film Festival–Central Asia Cinema Award, serta Face of the Future Award. Dengan torehan ini, Pangku menjadi film dengan penghargaan terbanyak di BIFF tahun ini. Fakta tersebut menunjukkan bagaimana film ini mampu menyentuh baik juri maupun penonton lintas negara.

Kisah tentang Harapan dan Pengorbanan
Pangku bercerita tentang Sartika (Claresta Taufan), seorang perempuan muda yang tengah mengandung. Ia meninggalkan kampung halamannya demi mencari kehidupan lebih baik untuk anak yang dikandungnya. Dalam perjalanan, Sartika bertemu dengan Bu Maya (Christine Hakim), pemilik kedai kopi yang menunjukkan empati dan sikap menolong.

Kisah sederhana ini digarap dengan emosi yang kompleks: pertarungan antara harapan, kenyataan, dan pengorbanan. Beberapa kritikus menyebut Pangku berhasil menyentuh sisi terdalam penonton, meninggalkan kesan yang bertahan lama setelah film usai.

Proses Kreatif dan Inspirasi
Reza Rahadian menggarap film ini bukan sendirian. Ia menekankan betapa pentingnya kolaborasi tim dalam membawa Pangku lahir ke layar. Baginya, film ini tidak sekadar tontonan, melainkan cermin dari realitas sehari-hari banyak orang: perjuangan mencari penghidupan, pengorbanan seorang ibu, dan keikhlasan yang memberi makna pada hidup.

“Harapan saya, penonton bisa merasa terhubung dengan perjalanan Sartika, dan menemukan inspirasi di balik kisahnya,” ujar Reza dalam sesi wawancara usai pemutaran.

Langkah Baru Sinema Indonesia
Bagi Reza, kemenangan di BIFF adalah permulaan. Namun bagi sinema Indonesia, capaian ini menunjukkan potensi besar film nasional di kancah internasional. Pangku membuktikan bahwa kisah yang lahir dari keseharian masyarakat Indonesia bisa bergema dan diapresiasi luas di panggung global.

Bagikan