
BicaraPlus —Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, melakukan kunjungan kerja mendadak (sidak) ke dua simpul penting dalam sistem kepabeanan dan logistik nasional di Surabaya pada Selasa (11/11), yakni Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Tipe Madya Pabean (KPPBC TMP) Tanjung Perak dan Kantor Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya.
Kunjungan ini menegaskan kembali komitmen Kementerian Keuangan untuk memastikan kelancaran arus logistik, yang merupakan urat nadi perekonomian, sekaligus menjaga integritas penerimaan negara dari sektor kepabeanan.
Di Pelabuhan Tanjung Perak, Purbaya memantau secara langsung prosedur pemeriksaan barang impor, khususnya proses pencocokan dokumen Pemberitahuan Impor Barang (PIB) dengan kondisi fisik barang di lapangan. Prosedur ini krusial untuk mencegah praktik kecurangan seperti underinvoicing (pelaporan nilai barang lebih rendah) yang merugikan penerimaan negara.
Purbaya menyampaikan apresiasinya terhadap peningkatan infrastruktur yang bertujuan mempercepat proses pemeriksaan.
“Saya melihat langsung proses pemeriksaan kontainer, hasilnya bagus. Tadi juga saya lihat pengoperasian container scanner yang baru dipasang sekitar dua minggu lalu. Meskipun belum sempurna, saya yakin alat ini akan semakin meningkatkan dan mempercepat kemampuan pegawai Bea dan Cukai dalam melakukan pemeriksaan barang,” ujar Purbaya.
Pemanfaatan container scanner berteknologi tinggi menjadi indikator bahwa Bea Cukai terus bergerak menuju modernisasi sistem pengawasan, menjauh dari pemeriksaan manual yang memakan waktu lama, demi menekan angka dwelling time (waktu tunggu bongkar muat) di pelabuhan.
Selain pelabuhan, sorotan Menteri Keuangan juga diarahkan ke Kantor Balai Laboratorium Bea dan Cukai (KBLBC) Kelas II Surabaya. Unit ini memegang peran taktis sebagai pendukung teknis, terutama dalam melaksanakan pengujian barang secara laboratoris dan identifikasi barang.
Akurasi identifikasi yang dilakukan KBLBC menjadi penentu klasifikasi barang dan, pada akhirnya, besaran pungutan bea masuk serta pajak impor. Keandalan hasil uji laboratorium adalah kunci untuk memastikan pungutan negara dilakukan secara tepat dan berkeadilan sesuai ketentuan perundang-undangan.
Lebih lanjut, Purbaya menyoroti aspek tata kelola kepegawaian di KBLBC. “KBLBC Kelas II Surabaya kini telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana yang responsif gender, guna memastikan bahwa seluruh pegawai dapat mengakses, menggunakan, dan merasa nyaman di lingkungan kerja tanpa diskriminasi,” ujarnya.
Pernyataan ini menunjukkan bahwa upaya modernisasi tidak hanya berfokus pada teknologi dan infrastruktur fisik, tetapi juga mencakup peningkatan kualitas lingkungan kerja dan pemenuhan prinsip kesetaraan bagi jajaran birokrasi di Kementerian Keuangan. Kunjungan Menkeu ke Surabaya ini mengirimkan pesan kuat tentang urgensi integrasi antara pengawasan ketat, modernisasi teknologi, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam menjaga kelancaran perdagangan dan keamanan fiskal nasional.
Dok. Biro KLI Kemenkeu