
BicaraPlus – Jika Jakarta memiliki ikon persimpangan yang paling rumit dan krusial, jawabannya adalah Dukuh Atas. Kawasan ini, tempat bertemunya berbagai moda transportasi massal, selama ini dikenal sebagai simpul yang terfragmentasi, menyulitkan mobilitas pejalan kaki. Namun, masalah konektivitas itu kini dijawab oleh MRT Jakarta dengan sebuah desain yang terinspirasi dari luar negeri dan dinamai secara jenaka, Jembatan Cincin Donat.
Jembatan melingkar raksasa yang akan dibangun di atas Jalan Jenderal Sudirman-Dukuh Atas ini adalah bagian fundamental dari pengembangan Transit Oriented Development (TOD). Tujuannya jelas, menyatukan empat kuadran Dukuh Atas yang selama ini terpisah, sehingga penumpang dapat berpindah moda transportasi dari MRT ke KRL hingga LRT tanpa harus turun ke jalan dan berhadapan dengan kemacetan.
Ide pembangunan ‘Cincin Donat’ ini muncul ketika Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung melakukan peninjauan di kawasan Dukuh Atas pada Agustus 2025. Gubernur mempertanyakan bagaimana menyambungkan empat kuadran yang ada.
Direktur MRT Jakarta Tuhiyat mengungkapkan bahwa ide tersebut lantas diangkat dari hasil benchmarking yang dilakukan MRT Jakarta di Yokohama, Jepang.
“Yang terkonek adalah Transporthub dan UOB, karena ada terowongan Kendal, selain itu sudah tidak bisa. ‘Bagaimana, MRT punya ide nggak?’, kami tawarkan ide itu (cincin donat) yang kita lakukan pada saat itu branchmarking ke Yukohama waktu itu. Yang bentuknya adalah donut ring (cincin donat). Nanti akan di bangun di atas jalan Sudirman-Dukuh Atas gitu ya,” kata Tuhiyat dalam acara Fellowship MRT Jakarta di Jakarta Pusat, kemarin.
MRT Jakarta memprediksi bahwa Jembatan Cincin Donat ini akan menopang mobilitas harian sekitar 70.000 pergerakan orang (riders). Angka ini menunjukkan betapa krusialnya koneksi di Dukuh Atas untuk sistem transportasi Jabodetabek.
Tuhiyat menyebut proyek ini bukan hanya solusi rekayasa lalu lintas, tetapi juga harapan besar untuk mengurangi penggunaan kendaraan pribadi.
“Mudah-mudahan ini bisa mempermudah publik untuk bisa melakukan mobilitas sehingga tujuan akhirnya adalah meninggalkan kendaraan pribadi parkir di ujung, tidak harus ke tengah kota, itu luar biasa banget mengurangi kemacetan, belum lagi polusi dan sebagainya,” lanjut Tuhiyat.
Terkait pendanaan, MRT Jakarta tengah berupaya merampungkan kerja sama dengan pihak swasta. Tuhiyat optimistis, “Hampir kita pastikan minggu ini ada kepastian. Senin besok dirataskan.”
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo, mendukung penuh ide ini. Ia menjelaskan bahwa bentuk donat adalah desain yang ideal karena kawasan Dukuh Atas terbilang simetris.
Syafrin juga menekankan aspek komersial yang akan disematkan pada jembatan tersebut, menjadikannya sumber pemasukan bagi pengelola kawasan TOD.
“Di sana ada disiapkan komersial area, yang ini tentu akan income untuk pengembang kawasan TOD,” kata Syafrin. Ia berharap jembatan Cincin Donat ini sudah dapat beroperasi pada 2027.
Saat ini, proyek tersebut masih dalam tahap studi kelayakan (Feasibility Study) yang dilakukan oleh Urban Renaissance Agency (UR) atas penunjukan dari Kementerian Perhubungan Jepang. Nilai pembiayaan proyek ini belum dapat dipublikasikan hingga desain dasar (basic design) selesai disusun. Namun, satu hal pasti, proyek ini akan mengubah wajah Dukuh Atas dari simpul kemacetan menjadi hub konektivitas yang efisien dan menguntungkan.