
BicaraPlus – Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan mendukung gaya “koboi” Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa. Dari mengawasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga memberangus rokok ilegal, Purbaya memilih jalur keras.
Menurut Luhut, itu bukan masalah. Baginya, MBG adalah program baik. Namun, tanpa pengawasan yang ketat, anggaran jumbo Rp171 triliun bisa saja tidak sampai ke masyarakat.
“Tinggal pengelolaannya saja supaya tertib. Pak Purbaya saya lihat memang ingin terlibat langsung, memastikan Rp171 triliun itu bisa turun ke bawah dengan baik,” ujar Luhut di Balai Kota DKI Jakarta, belum lama ini.
Ia menambahkan, langkah cepat Purbaya justru diperlukan. “Kalau cepat membuat keputusan untuk kepentingan orang banyak, kenapa tidak? Menurut saya bagus,” ucapnya.
Rokok Ilegal dan Penerimaan Negara
Tak hanya MBG, Luhut juga menyoroti langkah Purbaya dalam urusan rokok ilegal. Sebelum mengambil tindakan, sang Bendahara Negara sempat berkonsultasi dengan Luhut dan jajaran DEN.
DEN memang menekankan pentingnya menjaga penerimaan negara dari potensi bocor akibat penyelundupan. “Karena itu potensi penerimaan besar sekali. Saya kira Pak Purbaya sangat paham, sudah ambil langkah-langkah, ya kita dukung saja beliau,” kata Luhut.
Baginya, Purbaya sedang menerjemahkan keinginan Presiden Prabowo Subianto, yakni membuat pemerintahan lebih efisien, lebih efektif, dan memastikan anggaran benar-benar sampai ke masyarakat.

Tegas ke BGN
Sikap keras Purbaya juga terlihat saat menyinggung Badan Gizi Nasional (BGN). Ia mengancam akan memangkas bahkan memindahkan anggaran MBG bila penyerapannya tak sesuai target.
BGN mendapat jatah Rp71 triliun untuk 2025, sementara Prabowo sudah menyiapkan tambahan Rp100 triliun tahun ini. Namun, bila serapan anggaran berjalan lambat, Purbaya tak segan mengalihkannya.
“Kalau di akhir Oktober 2025 kita hitung penyerapannya hanya sekian, ya kita ambil juga uangnya. Kita sebar ke tempat lain, untuk mengurangi defisit atau utang. Pada dasarnya, gak ada uang nganggur,” kata Purbaya dalam Media Briefing di Jakarta, Jumat (19/9).
Jika BGN mampu bergerak lebih cepat, ia menjanjikan tambahan dana. Tapi kalau tidak, anggaran bisa berpindah arah.
Rokok Ilegal di Toko Online
Selain soal MBG, Purbaya juga menyorot industri rokok Tanah Air yang terancam oleh maraknya barang ilegal. Ia berjanji akan menindak penjual rokok ilegal di platform online.
Bagi Purbaya, melawan rokok ilegal bukan sekadar soal kesehatan publik, tapi juga menjaga ekosistem industri resmi dan penerimaan negara.
Antara Efisiensi dan Risiko
Gaya “koboi” yang didukung Luhut ini menarik untuk dicatat. Di satu sisi, langkah tegas Purbaya bisa mempercepat realisasi program sekaligus menutup celah kebocoran penerimaan negara. Tetapi di sisi lain, gaya keras seorang Menteri Keuangan bukan tanpa risiko: gesekan politik, tarik-menarik kepentingan birokrasi, hingga resistensi dari lembaga lain bisa saja muncul.
Terlebih MBG bukan program kecil. Dengan anggaran Rp171 triliun, ini adalah salah satu proyek terbesar Prabowo. Di sinilah Purbaya ditantang, bagaimana menyeimbangkan gaya koboi dengan tata kelola yang tetap transparan dan akuntabel.
Kalau berhasil, Purbaya bisa mencatatkan diri sebagai menteri yang bukan hanya jaga kas negara, tapi juga memastikan uang benar-benar kembali ke rakyat. Kalau gagal, gaya koboi itu bisa berubah jadi bumerang.
Dan seperti biasa, dalam politik anggaran, yang paling menentukan bukan siapa yang paling berani menarik pelatuk, melainkan siapa yang bisa memastikan pelurunya tepat sasaran.