
BicaraPlus — Sektor pariwisata Indonesia menunjukkan sinyal pemulihan yang signifikan. Data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) per September 2025 mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia hampir kembali ke level sebelum pandemi.
Menurut Berita Resmi Statistik Perkembangan Pariwisata September 2025 yang dirilis BPS, total kunjungan wisman sepanjang periode Januari hingga September 2025 mencapai 11.431.655 kunjungan.
Angka ini merefleksikan peningkatan sebesar 10,22 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (10.372.114 kunjungan). Capaian 11,43 juta ini mendekati rekor pra-pandemi, di mana total kunjungan Januari hingga September 2019 tercatat sebesar 11.915.688 kunjungan.
Secara bulanan, kunjungan pada September 2025 mencapai 1,39 juta. Angka ini meningkat 9,04 persen secara tahunan (year-on-year), meskipun BPS mencatat adanya sedikit penurunan 7,33 persen dibandingkan bulan Agustus sebelumnya, yang mengindikasikan fluktuasi musiman.
Dari segi kebangsaan, laporan BPS secara konsisten menempatkan negara-negara tetangga di ASEAN sebagai penyumbang kunjungan terbanya. Wisman asal Malaysia mendominasi pada September 2025 dengan 272.420 kunjungan (19,53 persen). Selanjutnya, diikuti oleh Australia dengan 163.530 kunjungan (11,72 persen), Singapura (119.240 kunjungan, 8,55 persen), dan China (113.260 kunjungan, 8,12 persen).
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas kunjungan berasal dari pasar jarak pendek dan regional. Korelasi geografis ini terlihat jelas pada durasi tinggal. Wisman dari ASEAN tercatat memiliki rata-rata lama tinggal paling singkat, hanya 4,44 malam.
Kontras terjadi pada pasar jarak jauh. Wisman dari Eropa memiliki rata-rata tinggal paling lama, mencapai 16,22 malam, menegaskan perbedaan signifikan antara motivasi perjalanan dari pasar regional dengan pasar long-haul.
BPS juga merinci bahwa moda angkutan udara masih menjadi pintu masuk utama, dengan total 996.520 kunjungan atau 81,74 persen. Angkutan laut menyumbang 182.320 kunjungan (14,95 persen), dan angkutan darat 40.320 kunjungan (3,31 persen).
Secara keseluruhan, pemulihan ke angka 11,43 juta kunjungan per September 2025 menunjukkan keberhasilan strategi pariwisata. Namun, tantangan ke depan adalah bagaimana mendorong peningkatan durasi tinggal dari pasar regional dan meningkatkan kualitas kunjungan agar pemulihan tidak hanya bersifat kuantitas, tetapi juga memiliki dampak ekonomi yang lebih besar.





