Kode Lirikan Prabowo dan “Gaya Koboi” Purbaya di Meja Rapat

downloadgram.org 561178852 17849023905573700 5204812544052646891 n 2

BicaraPlus – Setiap pemimpin punya cara sendiri dalam memberi sinyal kepada anak buahnya. Bagi Presiden Prabowo Subianto, sinyal itu kadang tidak diucapkan dengan kata, tapi dengan lirikan mata. Begitu juga bagi Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa, yang mengaku sudah paham betul arti lirikan sang presiden: “silakan koreksi yang aneh-aneh.”

Dalam sebuah wawancara di program Economic: Special Hari Keuangan Nasional di Studio CNN Indonesia, Jakarta Selatan, Senin (27/10), Purbaya menceritakan gaya komunikasi tak biasa itu dengan nada santai, bahkan sedikit berkelakar.

“Pintar juga Presiden (Prabowo) kita ini. Panggil saja Pak Purbaya, disuruh dengerin, terus ngelirik-ngelirik gitu. Berarti saya disuruh ngomong, ya saya hantam di situ biasanya,” ujarnya, disambut tawa audiens di studio.

Momen itu menggambarkan dinamika khas di ruang rapat kabinet: ide-ide bermunculan, sebagian masuk akal, sebagian lain, menurut Purbaya, “aneh” dan butuh diluruskan.
Dan di situlah peran Menkeu Purbaya muncul. Bukan sekadar teknokrat yang berhitung, tapi juga penjaga logika dalam diskusi kebijakan.

“Untuk pandangan-pandangan yang aneh, banyak yang ngasih masukan aneh, saya counter dengan logic yang benar. Biasanya langsung mundur. Kelihatan hitam putihnya, mana yang betul, mana yang salah. Kan saya jago,” katanya, tak sungkan menepuk dada.

Meski mengaku jarang berbicara langsung secara pribadi dengan Presiden Prabowo, Purbaya menyebut dirinya kerap “dipanggil khusus” untuk menghadiri rapat-rapat strategis, terutama ketika diskusi mulai melenceng dari jalur rasionalitas.

Gaya Koboi dan Perintah dari Atas

Dalam kesempatan itu, Purbaya juga menyinggung gaya komunikasinya yang kerap disebut “koboi”, terus terang, tanpa basa-basi, dan kadang keras.
Namun, ia menegaskan gaya tersebut bukan muncul spontan, melainkan perintah langsung dari Presiden Prabowo.

“Saya baru tahu bahwa sebagian orang enggak bisa terima, tapi biar saja. For the sake of the country, I don’t care! Tapi karena ini perintah Presiden Prabowo, kalau diperintah berubah, saya berubah. Ini hanya perpanjangan tangan dari Bapak Presiden, dengan versi yang lebih halus,” ujarnya.

Menurut Purbaya, gaya Prabowo jauh lebih keras darinya.
Ia bahkan mengaku sudah “mengurangi dosis ketegasan” itu sebelum disampaikan ke publik atau pejabat lain.

“Presiden lebih keras dari saya kok. Saya sudah korting berapa persen itu. Beliau lebih keras dari saya, jadi saya versi halusnya,” tandasnya sambil tersenyum.

Bagikan