
BicaraPlus – Ketua DPD RI Sultan B. Najamudin menyerukan agar bangsa-bangsa Melayu Islam kembali meneguhkan jati diri sebagai kekuatan moral dan kultural yang meneduhkan di tengah ketidakpastian global. Pesan tersebut disampaikannya dalam Gala Dinner Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Konvensyen Internasional ke-23 bertema “Kekuatan Moral Dunia Melayu Islam” yang digelar di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (23/10/2025).
“Kita hidup di dunia yang penuh ketidakpastian, tetapi bangsa Melayu Islam harus menjadi jangkar peradaban, menyatukan iman, budaya, dan kebijaksanaan di tengah gelombang perubahan,” ujar Sultan dalam sambutannya yang disambut hangat para tamu kehormatan.
Sebagai Ketua Dewan Penasihat DMDI Dunia, Sultan menilai forum internasional ini menjadi momentum penting untuk memperkuat identitas dan kontribusi masyarakat Melayu dalam membangun peradaban Islam modern yang berakar pada nilai-nilai spiritual dan budaya luhur. Ia menekankan bahwa kebesaran Melayu bukan hanya tercermin dalam karya sastra, tetapi juga dalam jejak sejarah panjang yang membentuk karakter bangsa di kawasan Asia Tenggara dan dunia Islam.
Sultan menyebut DPD RI saat ini tengah mengembangkan konsep Green Democracy atau Demokrasi Hijau yang berorientasi pada keseimbangan antara pembangunan dan pelestarian lingkungan. Menurutnya, demokrasi hijau berpijak pada nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal yang diwariskan masyarakat adat. “Sebagai bentuk komitmen nyata, DPD RI telah mengajukan RUU Masyarakat Hukum Adat dalam Prolegnas 2025. Kami ingin memastikan negara hadir melindungi hak, budaya, dan wilayah hidup masyarakat adat di seluruh Indonesia,” tegasnya.
Gala Dinner yang berlangsung meriah itu turut dihadiri pimpinan lembaga negara, senator DPD RI, perwakilan negara sahabat, kepala daerah, dan tokoh Melayu-Islam dari berbagai negara. Dalam kesempatan tersebut, Sultan menegaskan bahwa pertemuan DMDI bukan sekadar ajang silaturahmi, tetapi juga ruang strategis untuk memperkuat kerja sama lintas bangsa di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya. “DPD RI menyambut baik semangat DMDI sebagai jembatan ukhuwah dan penjaga warisan peradaban Melayu-Islam. Kebudayaan bukan hanya kenangan masa lalu, melainkan kekuatan strategis untuk masa depan,” ujarnya.
Sejak didirikan pada tahun 2000, DMDI terus berkembang menjadi forum penting yang mempererat hubungan antarnegara berakar budaya Melayu di berbagai belahan dunia. Tahun ini, DMDI menargetkan kunjungan ke 23 negara yang memiliki jejak dan warisan budaya Melayu untuk memperkuat jejaring global serta membangun kolaborasi lintas bidang. “Kami ingin memastikan kebesaran sejarah Melayu tidak sekadar dikenang, tetapi terus dihidupkan sebagai warisan bersama yang relevan dengan zaman,” ujar Sultan.
Konvensi Dunia Melayu Dunia Islam ke-23 secara resmi akan dibuka pada Jumat (24/10/2025) di Hotel Borobudur, Jakarta. Acara ini diharapkan menjadi momentum penguatan nilai-nilai budaya dan spiritual dunia Melayu sekaligus mempertegas posisi Islam sebagai fondasi utama peradaban kawasan.
Konvensi tersebut juga dihadiri sejumlah tokoh Melayu terkemuka seperti Presiden DMDI Dunia asal Malaka Mohd. Ali Bin Mohd. Rustam yang juga Sultan Malaka, Ketua Umum DMDI Indonesia Said Aldi, Yusril Ihza Mahendra, tokoh Melayu Sumatera Utara Rahmat Syah, dan ekonom senior Emil Salim.
Menutup sambutannya, Sultan menyerukan semangat abadi Hang Tuah sebagai simbol marwah bangsa Melayu. “Takkan Melayu hilang di bumi, selama marwah dijunjung, nilai dijaga, dan persaudaraan kita tegakkan sebagai warisan peradaban dunia,” ujarnya penuh semangat.





