
BiacaraPlus – Usia 70 tahun tidak selalu berarti renta. Kita mungkin pernah melihat lansia yang masih aktif berolahraga, bugar, jarang sakit, dan menikmati hidup dengan santai. Tapi di sisi lain, ada pula yang seusia namun mudah lelah, bolak-balik rumah sakit, dan rentan infeksi. Apa yang membuat keduanya berbeda?
Jawabannya ada pada usia imun, bukan sekadar angka di KTP.
Tubuh menyimpan rekam jejaknya sendiri. Sejak hari pertama kita lahir, sistem imun mencatat setiap hal yang kita lewati, Infeksi yang pernah datang dan pergi, vaksinasi yang diterima, kurang tidur karena lembur bertahun-tahun, serta makanan cepat saji yang jadi teman setia di hari sibuk. Semua itu membentuk immunobiography biografi kecil dalam tubuh yang perlahan menentukan bagaimana kita menua.
Peradangan Halus Menggerogoti dari Dalam
Proses menua pada imun tidak selalu terlihat di cermin. Ia sering muncul dalam bentuk inflammaging peradangan kecil yang berjalan pelan namun konsisten. Tidak dramatis, tidak sakit hebat, tapi seperti bara kecil yang terus menyala.
Hanya saja Organ lebih rentan, metabolisme melambat, tubuh terasa mudah lelah. Pada sebagian orang, sel T melemah lebih cepat. Pada yang lain, masalah dimulai dari usus dan mikrobioma yang tidak stabil. Kita sama-sama menua, namun jalurnya tidak selalu sama.
selain faktor internal di dalam tubuh dunia yang kita tinggali hari ini berbeda dari masa orang tua kita dulu. Polusi, mikroplastik yang kini ditemukan dalam darah, gawai yang membuat mata terbuka hingga larut malam, makanan tinggi gula dan lemak, ritme hidup cepat semuanya menjadi tantangan baru bagi imun.
Faktor faktor inilah yang secara langsung, tidak mengherankan jika banyak dari kita merasa tubuh “cepat lelah”, meski usia masih produktif.
Tentara Kecil yang Jarang Disorot

Saat berbicara soal cek kesehatan, kita sering fokus pada kolesterol, gula darah, atau tekanan darah. Jarang yang mengingat sel T dan sel NK, dua pasukan lini depan yang bertugas memburu virus dan sel abnormal.
Seiring usia, stamina mereka menurun, terutama ketika cadangan energi sel (NAD⁺) ikut merosot.Di titik inilah muncul banyak minat terhadap NMN, suplemen yang disebut dapat meningkatkan kadar NAD⁺. Hal ini dudukung dengan penelitian dasar pada hewan menunjukkan hasil menarik yaitu metabolisme membaik, usus lebih sehat, hingga fungsi imun meningkat.
Namun hasil pada manusia memberikan bukti jangka panjang yaitu masih berkembang dengan kata lain NMN menjanjikan, tapi belum menjadi “pil awet muda”.Pendek kata suplemen bisa membantu, tapi bukan pondasi utama.
Sains boleh maju, tetapi tubuh tetap membutuhkan hal-hal dasar yang sering kita abaikan seperti tidur yang cukup, makanan segar lebih sering daripada makanan kemasan, bergerak setiap hari, meski sekadar 20 menit berjalan, kelola stres, berhenti membandingkan diri berlebihan, serta jaga interaksi sosial, karena koneksi juga menyembuhkan.
Sederhana, tapi efeknya besar untuk kesehatan imun dalam jangka panjang.Pada akhirnya, wellness bukan tentang hidup tanpa usia, melainkan menua dengan sehat, bermartabat, dan penuh energi. Bukan soal mengejar keabadian, tetapi bahagia menjalani hari tanpa terbebani tubuh sendiri.





