
BicaraPlus – Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) kembali meluncurkan Program Pemagangan Nasional Batch 2 melalui platform MagangHub (maganghub.kemnaker.go.id). Program ini menyediakan sekitar 80 ribu kuota bagi mahasiswa tingkat akhir, fresh graduate, dan pencari kerja muda di seluruh Indonesia yang ingin mendapatkan pengalaman kerja nyata di berbagai sektor industri.Dalam jadwal resmi yang dirilis, pendaftaran program Batch 2 dibuka mulai akhir Oktober hingga pertengahan November 2025. Rangkaian pelaksanaannya meliputi:
- Perpanjangan Pendaftaran Perusahaan dan Usulan Program: 24 Oktober–11 November 2025
- Pendaftaran Peserta Magang: 6–14 November 2025
- Seleksi dan Pengumuman Peserta: 12–20 November 2025
- Pelaksanaan Program: 24 November 2025–23 Mei 2026
Menteri Ketenagakerjaan Yassierli mengatakan program ini merupakan tindak lanjut keberhasilan Batch 1 yang melibatkan ribuan peserta dari berbagai daerah. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan untuk memperluas manfaat program ini.“Kami menargetkan minimal 80 ribu peserta pada Batch 2. Ini bukan hanya soal magang, tetapi upaya menciptakan SDM unggul yang siap menghadapi tantangan dunia kerja modern,” ujar Yassierli dalam keterangan tertulis, Kamis (6/11)
Program ini telah menarik minat ratusan perusahaan nasional, termasuk BUMN dan korporasi besar di bidang teknologi, transportasi, dan industri kreatif. Sejumlah perusahaan seperti Telkom, PLN, dan GoTo juga kembali membuka lowongan magang di Batch 2 dengan fokus pada proyek digital dan inovasi bisnis.Selain memberi pengalaman kerja, peserta magang juga mendapatkan uang saku serta perlindungan jaminan sosial selama program berlangsung. Langkah ini dinilai menjadi bentuk nyata komitmen Kemnaker dalam memperkuat perlindungan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja muda.
Meski begitu, program ini juga mendapat sejumlah masukan dari kelompok pekerja yang menyoroti pentingnya pengawasan terhadap pelaksanaan magang agar tidak dimanfaatkan sebagai tenaga kerja murah. Kemnaker memastikan pengawasan dan sistem pengaduan berbasis digital akan terus diperkuat.“Kami ingin memastikan semua pihak terlindungi baik peserta maupun perusahaan penyelenggara. Program ini didesain sebagai sarana belajar bekerja, bukan untuk menggantikan tenaga kerja tetap,” tegas Yassierli.
Hingga awal November, lebih dari 1.000 perusahaan telah mendaftar sebagai mitra program dengan total lowongan mencapai lebih dari 80.000 posisi di berbagai bidang.





