Javier Bardem Pakai Keffiyeh di Emmy Awards 2025, Serukan Boikot Israel dan Bela Palestina

Untitled design 56

BicaraPlus – Karpet merah Emmy Awards 2025 jadi sorotan bukan hanya karena parade busana glamor, tapi juga aksi politis Javier Bardem. Aktor peraih Oscar itu tampil mengenakan keffiyeh, scarf bercorak kotak hitam-putih yang sejak lama menjadi simbol perjuangan kemerdekaan Palestina.

Scarf itu tetap melekat sejak ia melangkah di red carpet hingga duduk di malam penghargaan. Tak berhenti di simbol, Bardem juga menyuarakan sikap tegas menolak genosida di Gaza dan menyerukan boikot terhadap perusahaan Israel di industri perfilman Hollywood.

“Hari ini saya hadir untuk mengecam genosida di Gaza. Saya berbicara atas dasar kajian dari IAGS, Asosiasi Internasional Cendekiawan Genosida, yang telah menyatakan situasi di Gaza sebagai genosida,” ujar Bardem, dikutip dari Variety (14/9).

“Itulah mengapa kami menuntut blokade komersial, diplomatik, serta sanksi terhadap Israel. Palestina merdeka!” tegasnya.

Gelombang Boikot Hollywood

Dalam pidatonya, Bardem juga menyinggung deklarasi ribuan pekerja industri film yang menolak bekerja sama dengan lembaga maupun perusahaan Israel. Gerakan yang diinisiasi Film Workers for Palestine ini kini sudah ditandatangani lebih dari 3.900 orang, mulai dari aktor papan atas hingga pemenang Oscar, BAFTA, dan Emmy.

Nama-nama besar yang ikut menandatangani, antara lain Emma Stone, Olivia Colman, Ayo Edebiri, Lily Gladstone, Mark Ruffalo, Hannah Einbinder, Peter Sarsgaard, Aimee Lou Wood, Paapa Essiedu, Gael García Bernal, Riz Ahmed, Melissa Barrera, Cynthia Nixon, Tilda Swinton, Joe Alwyn, Josh O’Connor, hingga Bardem sendiri.

Namun, gerakan ini tak lepas dari kontroversi. Paramount sempat mengecam seruan boikot dengan alasan membatasi kebebasan seniman hanya karena identitas mereka sebagai orang Israel.

Bardem langsung meluruskan.
“Film Workers for Palestine tidak menargetkan individu berdasarkan identitas. Targetnya adalah perusahaan dan institusi film yang terlibat dalam whitewashing atau pembenaran atas genosida Israel,” tegasnya.

Seruan Mendesak

Deklarasi yang diluncurkan pada 8 September 2025 itu menekankan urgensi aksi kolektif di tengah krisis Gaza.

“Di masa krisis yang mendesak ini, ketika banyak pemerintah memfasilitasi pembantaian di Gaza, kita harus melakukan apa pun yang bisa untuk mengatasi keterlibatan dalam kengerian ini,” tulis pernyataan resmi Film Workers for Palestine.

Mereka menyoroti bagaimana sebagian besar perusahaan produksi, distribusi, agen penjualan, hingga bioskop Israel selama ini tidak pernah benar-benar mendukung hak rakyat Palestina.

Foto: Dok. Istimewa

Bagikan