
BicaraPlus – IPC Terminal Petikemas (IPC TPK) terus menunjukkan komitmennya dalam mendukung pembangunan berkelanjutan melalui program tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL). Kali ini, IPC TPK menyelenggarakan pelatihan urban farming bagi masyarakat Kelurahan Papanggo, Jakarta Utara, yang berlangsung di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Green Bisma.
Suasana sejuk dan tertatanya area RPTRA membuat kegiatan berjalan hangat dan penuh antusias. Pelatihan ini merupakan lanjutan dari inisiatif “Pojok Kompos Papanggo”, program sebelumnya yang membantu masyarakat mengelola sampah organik menjadi kompos. Kini, hasil kompos tersebut dimanfaatkan kembali sebagai media tanam untuk kegiatan urban farming, menciptakan siklus ekonomi sirkular yang produktif dan berkelanjutan.
“Kegiatan ini selaras dengan komitmen IPC TPK untuk menghadirkan nilai keberlanjutan dari pelabuhan ke masyarakat, menciptakan dampak positif bagi lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi baru,” ujar Pramestie Wulandary, Corporate Secretary IPC TPK.
Pelatihan diikuti oleh 30 peserta, mayoritas ibu rumah tangga, dengan tujuan meningkatkan keterampilan bercocok tanam di lahan sempit serta membuka potensi penghasilan tambahan. Selain itu, kegiatan ini juga menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan, sejalan dengan komitmen IPC TPK terhadap prinsip keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (Diversity, Equity, and Inclusion/DEI).
Mengusung tema “Menanam Kebaikan dari Pelabuhan ke Seluruh Jakarta”, kegiatan ini menjadi bagian dari upaya IPC TPK mendukung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam mewujudkan kota hijau dan berketahanan pangan. Dalam pelaksanaannya, IPC TPK menggandeng komunitas Latar Babe (Lahan Terbatas Bawa Berkah) yang memberikan pelatihan teknik bertanam konvensional dan hidroponik, mulai dari pembenihan hingga perawatan tanaman agar tumbuh optimal.
Program urban farming yang diinisiasi IPC TPK sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) nomor 11 tentang Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan. Berdasarkan data Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, kegiatan urban farming kini telah diterapkan di lebih dari 300 lokasi RPTRA dan lahan warga di seluruh wilayah Jakarta, terbukti efektif dalam mengurangi sampah organik dan memperkuat solidaritas sosial antarwarga.
“Melalui pelatihan ini, kami tidak hanya menanam tanaman, tetapi juga menanam semangat untuk menjaga lingkungan dan menumbuhkan kemandirian ekonomi masyarakat sekitar pelabuhan,” tutup Pramestie.





