HUT RI ke-80,Undangan Upacara di Istana Lebih Inklusif, 80% untuk Masyarakat

1 20250817 052313 0000

Upacara peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini terasa istimewa. Bukan hanya karena momentum ke-80 yang sarat sejarah, tetapi juga karena komposisi tamu undangan di Istana Negara mengalami perubahan besar yaitu 80% persen diisi oleh masyarakat umum.Jika pada era sebelumnya tamu undangan didominasi pejabat negara, duta besar, veteran, dan tokoh masyarakat, kini justru rakyat biasa diberi porsi terbesar.

Antusiasme masyarakat pun luar biasa. Hanya dalam waktu 25 menit sejak pendaftaran daring dibuka, lebih dari 142 ribu orang berebut untuk mendapatkan kursi undangan.Meski begitu, unsur resmi negara tetap hadir. Presiden, Wakil Presiden, para menteri, pimpinan lembaga tinggi negara, duta besar negara sahabat, Panglima TNI, Kapolri, hingga tokoh adat turut meramaikan barisan undangan. Uniknya, pemerintah juga menetapkan dresscode Wastra Nusantara dari batik, tenun, songket, hingga ulos yang menjadikan upacara tidak hanya khidmat, tapi juga penuh warna budaya.

2 20250817 052313 0001

Perbedaan ini terasa kontras jika dibandingkan masa lalu. Pada era awal kemerdekaan, undangan upacara masih sederhana, terbatas pada pejuang dan masyarakat sekitar. Di masa Orde Baru, tamu undangan lebih formal dan eksklusif, sementara masyarakat hanya bisa menyaksikan dari luar. Bahkan saat pandemi COVID-19, undangan sangat terbatas dan sebagian besar rakyat harus puas menyaksikan secara virtual.

Kini, di usia ke-80 tahun Indonesia merdeka, Istana benar-benar membuka pintunya bagi rakyat. Upacara bukan lagi milik segelintir elite, melainkan perayaan bersama seluruh bangsa. Dari kirab bendera di pagi hari hingga penurunan bendera dan karnaval di malam hari, masyarakat menjadi pusat dari perayaan sejarah ini.

Langkah inklusif ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga pesan kuat: kemerdekaan adalah milik semua, dan perayaannya harus dirasakan bersama.

Bagikan