Radiasi di Sekitar Kita: Seberapa Besar Pengaruhnya bagi Kesehatan?

ionising and non ionising radiation diagram

BicaraPlus – Radiasi sering terdengar menakutkan, padahal sebenarnya ia hadir di sekitar kita setiap hari mulai dari sinar matahari, perangkat elektronik, hingga pemeriksaan medis. Meskipun tidak bisa dilihat atau dirasakan secara langsung, radiasi tetap dapat berinteraksi dengan tubuh dan memengaruhi kesehatan, sehingga memahami jenis, sumber, dan cara mencegah paparannya menjadi hal yang penting.

Secara umum, radiasi terbagi menjadi dua yaitu pengion dan non-pengion. Radiasi pengion memiliki energi tinggi yang mampu mengubah struktur atom dan berpotensi merusak DNA. Jenis ini meliputi sinar alfa, beta, gamma, hingga neutron. Sumbernya bisa berasal dari pemeriksaan medis seperti X-ray dan CT scan, limbah radioaktif, kecelakaan nuklir, hingga sumber alami seperti sinar kosmik, bebatuan bumi, atau radon dalam udara. Meski berisiko bila paparannya tinggi, radiasi pengion memiliki manfaat besar dalam dunia medis, mulai dari diagnosis hingga terapi kanker, dan juga digunakan dalam industri untuk uji material maupun detektor keamanan.

Sebaliknya, radiasi non-pengion tidak memiliki energi cukup untuk menyebabkan ionisasi. Contohnya sinar inframerah, gelombang radio, WiFi, perangkat seluler, hingga cahaya tampak matahari. Jenis ini jauh lebih sering ditemui dalam aktivitas harian dan umumnya aman, tetapi paparan berlebihan tetap perlu diperhatikan terutama bagi kelompok rentan seperti ibu hamil, anak-anak, dan lansia.

Radiasi Ponsel

Dampak radiasi sangat bergantung pada dosis dan durasi paparan. Dosis rendah umumnya tidak membahayakan, namun dosis tinggi dapat meningkatkan risiko kanker dalam jangka panjang. Pada situasi ekstrem, paparan dalam jumlah besar dalam waktu singkat memicu sindrom radiasi akut yang ditandai mual, muntah, sakit kepala hingga cedera pada kulit. Karena itu, prinsip perlindungan radiasi waktu, jarak, dan perisai tetap relevan. Mengurangi durasi paparan, menjaga jarak dari sumber radiasi, serta menggunakan pelindung yang sesuai dapat menurunkan risiko secara signifikan. Contoh paling sederhana terlihat saat melakukan rontgen: teknisi selalu berada di balik pelindung timbal untuk menjaga dirinya dari paparan berulang.

Selain itu, penerapan perilaku hidup bersih dan sehat juga membantu mengurangi risiko saat berada di lingkungan dengan potensi kontaminasi. Mencuci tangan, menggunakan masker, mandi dan mengganti pakaian setelah terpapar lingkungan berisiko, memantau informasi resmi pemerintah, serta melakukan pemeriksaan kesehatan rutin adalah langkah defensif yang sederhana namun efektif.

Pada akhirnya, radiasi bukan hanya tentang bahaya. Ia juga membawa manfaat besar bagi kesehatan dan perkembangan teknologi. Dengan memahami karakteristiknya, kita bisa tetap memanfaatkan kelebihannya tanpa mengabaikan keselamatan. Untuk artikel kesehatan dan gaya hidup lainnya, kunjungi bicaraplus.id dan dapatkan informasi tepercaya setiap hari.

Bagikan