Hasan Nasbi, Dari Surat Pemberhentian hingga Ribut soal “Penjilat”

Untitled design 85


BicaraPlus – Surat pemberhentian biasanya datang lewat meja birokrasi yang dingin. Namun, bagi Hasan Nasbi, mantan Kepala Kantor Komunikasi Presiden, surat itu tiba dengan cara berbeda: dibawa langsung oleh Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya ke rumahnya. Di Instagram pribadinya, Hasan menyebut kedatangan Teddy bukan hanya soal administrasi, tapi juga silaturahmi dan obrolan ringan.

Surat itu berisi ucapan terima kasih sekaligus pemberitahuan resmi bahwa masa jabatannya telah berakhir. Posisi Hasan kini digantikan Angga Raka Prabowo, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, yang sudah dilantik di Istana Negara pada 17 September lalu.

Untitled design 86

Namun, nama Hasan Nasbi belakangan justru ramai dibicarakan bukan karena jabatan yang ditinggalkan, melainkan karena perdebatan sengit di media sosial. Aktor Fedi Nuril dan Hasan saling balas di platform X setelah Hasan melontarkan pujian tinggi kepada Presiden Prabowo Subianto usai pidatonya di Sidang Umum PBB.

Hasan menulis bahwa pidato Prabowo “mengguncang cakrawala New York” dan “menyambar petir di gedung PBB.” Kalimat hiperbolis itu dianggap Fedi berlebihan dan tak lebih dari bentuk penjilatan. Fedi membalas sinis, menyebut Hasan gagal menyentuh isu nyata seperti Israel dan Palestina.

Hasan tak tinggal diam. Ia merespons dengan balik menyematkan label “penjilat” pada lawan debatnya. Bagi Hasan, yang ia dukung kini berkuasa, sementara yang didukung Fedi justru “kalah dan tak berdaya.”

Perdebatan ini pun melebar. Warganet terbelah antara yang menganggap Hasan terlalu mengagungkan Presiden dan yang mendukung Fedi karena berani menyinggung isu sensitif. Dari sana, diskusi soal pidato di forum dunia bergeser menjadi perdebatan tentang siapa yang pantas disebut penjilat—dan siapa yang sekadar kritis.

Bagikan