
BicaraPlus – Menteri Sosial Saifullah Yusuf atau Gus Ipul meminta Sekretaris Kabinet Letkol Teddy Indra Wijaya untuk mengambil peran baru dalam memperkuat Program Keluarga Harapan (PKH) dan Sekolah Rakyat. Permintaan itu disampaikan di sela kunjungannya ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan, Minggu (19/10.
“Saya mohon kepada Seskab Letkol Teddy, selain menjadi Komisi Etik juga menjadi Komando Pendamping PKH. Setuju semuanya?” ujar Gus Ipul, disambut tepuk tangan hadirin.
Permintaan itu bukan tanpa alasan. Menurut Gus Ipul, peran pendamping PKH sangat penting untuk memastikan pesan dan program Presiden Prabowo Subianto tersampaikan langsung ke masyarakat penerima manfaat, tanpa salah sasaran, tanpa jeda birokrasi.
“Ada 40 ribu pendamping PKH yang sudah dilantik jadi PPPK. Presiden berpesan agar bekerja dengan baik dan berdampak nyata bagi kesejahteraan sosial. Tugas kita membawa program dan pesan Presiden sampai ke rumah-rumah penerima manfaat,” tegasnya.
Gus Ipul mengungkapkan, hingga saat ini hampir 500 pendamping PKH telah diberi peringatan karena bekerja tidak sesuai prosedur, dan 49 di antaranya diberhentikan melalui sidang komisi etik. Karena itu, ia menilai perlunya penguatan pengawasan dan pembinaan etik, peran yang kini akan dikoordinasikan bersama Seskab Teddy.
Keterlibatan Teddy, kata Gus Ipul, juga terkait dengan pengawasan dan pendampingan program Sekolah Rakyat, salah satu inisiatif Presiden Prabowo yang menampung anak-anak putus sekolah untuk kembali belajar dan berdaya.
“Pak Teddy diminta mendampingi dan mengawasi program ini mulai dari perencanaan sampai alumni. Kita ingin Sekolah Rakyat jadi model pemberdayaan sosial yang menyeluruh,” jelas Gus Ipul.
Program Sekolah Rakyat, menurut Gus Ipul, tidak berhenti pada pendidikan anak semata. Pemerintah juga menyiapkan langkah-langkah agar orang tua siswa ikut diberdayakan dari pelatihan kewirausahaan hingga integrasi ke program kesejahteraan lain.
“Jadi anaknya lulus, keluarganya juga lulus jadi keluarga yang mandiri,” ujarnya.
Rencana itu mencakup pembangunan rumah layak huni bagi siswa Sekolah Rakyat, keanggotaan keluarga mereka di Koperasi Desa Merah Putih, serta akses ke bansos lengkap, jaminan kesehatan PBI, makanan bergizi gratis, dan pemeriksaan kesehatan rutin.
Gus Ipul juga mengungkapkan, hingga saat ini 35 siswa Sekolah Rakyat telah menerima beasiswa untuk 2028, dan 7 di antaranya sudah mendapat pekerjaan. Pemerintah, katanya, akan terus mengawal lulusan Sekolah Rakyat agar bisa melanjutkan kuliah atau bekerja sesuai minat dan kemampuan.
“Lulusan Sekolah Rakyat tidak akan dibiarkan berjalan sendiri. Kita kawal sampai mereka benar-benar mandiri,” katanya.
Di akhir kunjungan, Gus Ipul menyempatkan diri berbicara langsung kepada para siswa. Ia berpesan agar mereka tidak minder atau malu dengan latar belakang keluarga.
“Siswa Sekolah Rakyat tidak boleh minder. Apapun keadaan orang tuanya, tetap sayangi mereka dan hormati guru,” pesan Gus Ipul.
Bagi Gus Ipul, Sekolah Rakyat bukan sekadar tempat belajar, tapi simbol tekad negara untuk memberi kesempatan kedua bagi anak-anak yang dulu terpinggirkan oleh keadaan, namun kini kembali punya harapan untuk masa depan.





