
BicaraPlus – Di tengah aktivitas yang serba cepat, kopi kerap menjadi sahabat setia banyak anak muda. Mulai dari mengejar deadline, menemani belajar hingga larut malam, sampai sekadar menjaga fokus saat bekerja di depan layar berjam-jam. Namun tidak jarang setelah satu atau dua gelas kopi, dada terasa bergetar, denyut jantung berdetak lebih cepat, seolah ada alarm kecil yang berusaha memberi tahu sesuatu.
Kondisi ini dikenal sebagai palpitasi jantung, sensasi ketika detak jantung terasa lebih kuat, lebih cepat, atau ritmenya menjadi tidak beraturan. Meski pada sebagian orang kondisi ini muncul sesaat lalu hilang, palpitasi bukan sesuatu yang selalu boleh dianggap sepele.
Gaya hidup modern ternyata menjadi salah satu pemicu utama. Begadang berulang untuk bekerja atau bermain gawai, stres karena tuntutan pekerjaan maupun perkuliahan, serta konsumsi kafein berlebih membuat tubuh melepaskan hormon stres yang memicu jantung bekerja lebih cepat.
Selain kafein, kebiasaan mengonsumsi minuman energi, rokok, alkohol, atau vape juga dapat menambah beban bagi fungsi jantung. Kondisi tubuh yang dehidrasi, kelelahan setelah olahraga berat, serta gangguan elektrolit seperti kekurangan kalium dan magnesium pun berperan dalam memancing gejala serupa.
Pada beberapa kasus tertentu, palpitasi bahkan dapat berhubungan dengan kelainan bawaan pada sistem listrik jantung atau gangguan pada otot jantung itu sendiri.Meskipun palpitasi dapat muncul sebagai respons tubuh terhadap kelelahan, ada kondisi yang perlu diwaspadai.

Ketika denyut jantung berdebar disertai rasa pusing, nyeri dada, sesak napas, atau terjadi tanpa pemicu bahkan saat sedang beristirahat, ini merupakan sinyal yang tidak boleh diabaikan. Apalagi jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan penyakit jantung atau pernah mengalami pingsan mendadak.
Kunjungan ke dokter menjadi langkah tepat untuk memastikan kondisi tetap aman dan terkendali.Pemeriksaan kesehatan biasanya melibatkan rekam aktivitas listrik jantung melalui EKG, pemantauan detak jantung selama 24 jam melalui Holter Monitor, atau evaluasi struktur dan fungsi jantung lewat ekokardiografi.
Ketiga pemeriksaan ini membantu dokter menilai apakah palpitasi hanya reaksi tubuh terhadap stres dan kelelahan atau sudah mengarah pada gangguan irama jantung yang memerlukan penanganan lebih lanjut.Menjaga jantung tetap stabil sebenarnya tidak selalu membutuhkan langkah besar.
Tidur yang cukup setiap malam, membatasi konsumsi kopi dan minuman stimulan, memberi jeda tubuh dari layar gawai, serta memperbanyak minum air putih dapat membantu menenangkan ritme jantung. Aktivitas fisik ringan dua hingga tiga kali seminggu, teknik pernapasan atau meditasi, serta pola hidup yang lebih teratur juga mendukung kondisi jantung yang lebih sehat.
Perubahan kecil ini sering kali berdampak besar pada kualitas hidup, terutama dalam usia produktif di mana tubuh bekerja keras setiap hari.Pada akhirnya, jantung memiliki cara tersendiri untuk berbicara. Ketika ia mulai berdetak tidak biasa, mungkin itu tanda bahwa tubuh sedang meminta perhatian.
Menjaga energi, fokus, dan produktivitas memang penting, tetapi memastikan kesehatan jantung tetap prioritas jauh lebih berharga untuk masa depan yang panjang dan aktif. Jika jantung mulai memberi sinyal, dengarkan tubuh selalu tahu cara mengingatkan kita.





