
BicaraPlus – Operasi pencarian dan penyelamatan (SAR) di tiga provinsi di Sumatera masih berlangsung tanpa henti di tengah kondisi banjir dan tanah longsor yang belum sepenuhnya mereda. Data terbaru Basarnas per Rabu, 3 Desember 2025 pukul 20.00 WIB mencatat 36.050 warga berhasil dievakuasi, sementara 747 orang meninggal dunia dan 682 lainnya masih dalam pencarian.
Laporan lapangan menunjukkan Sumatera Barat menjadi wilayah paling terdampak, dengan total 29.659 jiwa berhasil dievakuasi. Dari jumlah itu, 226 warga meninggal dan 217 hilang belum ditemukan. Padang Pariaman menjadi daerah dengan evakuasi terbesar, sedangkan Agam dan Kota Padang mencatat korban jiwa yang signifikan. Helikopter dan perahu karet dikerahkan untuk menjangkau titik-titik yang terisolasi akibat akses jalan terputus.
Di Sumatera Utara, tercatat 4.599 jiwa diselamatkan, namun 244 korban jiwa meninggal dan 211 orang hilang. Tapanuli Tengah dan Mandailing Natal menjadi wilayah kritis dengan banyak laporan warga yang tertimbun material longsor. Tim gabungan menggunakan alat berat untuk mempercepat pencarian, sementara relawan menyisir bantaran sungai demi menemukan korban yang kemungkinan terbawa arus.
Sementara itu di Aceh, operasi penanganan terus dilakukan di 18 wilayah kabupaten/kota. Sebanyak 1.792 warga berhasil dievakuasi, 277 meninggal dunia, dan 254 masih belum ditemukan. Aceh Tamiang mencatat warga terdampak terbesar dengan lebih dari 310 ribu jiwa terpapar banjir. Debit air yang belum stabil membuat proses penanganan masih sangat dinamis.
Basarnas menyebut pencarian korban tidak akan berhenti sebelum seluruh laporan warga hilang ditindaklanjuti. Tenda pengungsian mulai padat, distribusi logistik diperkuat, dan koordinasi antarinstansi terus diperluas. Di lapangan, hujan yang masih turun menjadi tantangan besar bagi tim penyelamat.
Tragedi ini menjadi pengingat bahwa cuaca ekstrem kini semakin sulit diprediksi. Penanganan jangka pendek terus berjalan, namun mitigasi jangka panjang seperti sistem peringatan dini, tata ruang aman bencana, dan edukasi publik perlu mendapat perhatian lebih serius.
Di tengah duka dan lumpur yang menutup jalan, satu hal tetap menyala: harapan. Relawan datang dari berbagai daerah, bantuan mengalir, dan masyarakat saling bergandengan untuk bangkit bersama.





