
BicaraPlus – Upacara Hari Kesaktian Pancasila 2025 digelar dengan penuh khidmat di Monumen Pancasila Sakti, Lubang Buaya, Jakarta Timur. Presiden Republik Indonesia bersama Wakil Presiden hadir langsung dalam peringatan nasional ini, menegaskan kembali komitmen bangsa untuk menjaga Pancasila sebagai dasar negara.
Bertindak sebagai Komandan Upacara adalah Kolonel Penerbang Muhammad Amri Taufani, S., M.M.S., Kepala Dinas Operasi Lanud Supadio Pontianak. Perwira upacara dijabat Brigadir Jenderal TNI Fitriana Nurheru Wibawa, Kepala Staf Komando Garnisun Tetap I Jakarta. Pasukan upacara terdiri dari TNI, Polri, dan pelajar dari berbagai sekolah di Jakarta Timur, menunjukkan keterlibatan lintas generasi dalam peringatan ini.
Rangkaian acara dimulai dengan penghormatan kebesaran dan mengheningkan cipta untuk mengenang jasa para pahlawan revolusi. Ketua MPR RI membacakan teks Pancasila, dilanjutkan dengan pembukaan UUD 1945 oleh Wakil Ketua DPD RI. Ketua DPR RI, Dr. (H.C.) Puan Maharani, membacakan ikrar Hari Kesaktian Pancasila yang menegaskan tekad bangsa untuk mempertahankan Pancasila dari berbagai rongrongan, baik dari dalam maupun luar negeri. Doa kebangsaan kemudian dipimpin oleh Menteri Agama RI.

Upacara juga diiringi paduan suara dari pelajar SMK Negeri 2 Cibinong yang membawakan lagu-lagu perjuangan nasional seperti Bangun Pemudi Pemuda, Garuda Pancasila, Indonesia Pusaka, hingga Gugur Bunga. Persembahan ini menambah suasana khidmat dan membangkitkan rasa nasionalisme seluruh peserta.
Momen paling menyentuh terjadi ketika Presiden dan Wakil Presiden meninjau sumur maut di kawasan Lubang Buaya. Sumur sedalam 12 meter dengan diameter 75 sentimeter ini menjadi saksi bisu pengorbanan tujuh pahlawan revolusi yang gugur pada peristiwa G30S/PKI 1965. Peninjauan ini bukan hanya ritual sejarah, tetapi juga simbol pengingat akan mahalnya harga persatuan dan tegaknya Pancasila.
Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025 menegaskan kembali bahwa Pancasila adalah landasan hidup bangsa Indonesia yang harus dijaga sepanjang masa. Dari Lubang Buaya, pesan kebangsaan kembali digemakan: persatuan, gotong royong, dan keberanian adalah kunci untuk menghadapi setiap tantangan demi Indonesia yang berdaulat, adil, dan makmur.