
BicaraPlus – Kain tenun Dayak Iban dari Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, kini menembus panggung mode paling bergengsi di Indonesia, Jakarta Fashion Week (JFW) 2026. Keindahan warisan budaya ini hadir dalam pergelaran bertajuk “Liminal” oleh Cita Tenun Indonesia (CTI), hasil kolaborasi dengan Yayasan Kawan Lama, yang selama ini aktif melestarikan budaya dan memberdayakan perempuan pengrajin.
Di bawah rancangan Wilsen Willim, sepuluh lebih busana tampil memukau dengan paduan modern dan tradisi. Kain yang dikenakan model bukan sekadar tekstil, tetapi hasil karya tangan perempuan Dayak Iban dari empat dusun di Kapuas Hulu buah dari program Aram Bekelala Tenun Iban binaan Yayasan Kawan Lama.
“Kolaborasi ini mencerminkan bagaimana pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan inovasi,” ujar Tasya Widyakrisnadi, Ketua Pengurus Yayasan Kawan Lama.

“Di balik keindahan kain tenun, ada kisah ketekunan dan kebanggaan perempuan Dayak Iban yang menjaga nilai luhur sambil beradaptasi dengan zaman.”
Program ini tidak hanya berfokus pada pelatihan teknik menenun, tetapi juga regenerasi penenun muda, pengembangan motif, serta pewarna alami berbasis sumber daya lokal. Dengan pendekatan berkelanjutan, Yayasan Kawan Lama menghadirkan warisan yang hidup menjadikan tradisi sebagai sumber inspirasi sekaligus peluang ekonomi baru bagi komunitas lokal.





