BGN Cek Ulang 12 Dapur Gizi, Pastikan Tak Ulangi Kesalahan Lama

01JZ0PPJ2QJK0Y8HK6WR5FE9YF

BicaraPlus – Setelah sempat menutup lebih dari seratus dapur pelayanan gizi karena pelanggaran Standar Operasional Prosedur (SOP), Badan Gizi Nasional (BGN) mulai membuka lagi peluang bagi dapur yang telah memperbaiki diri. Dari 112 dapur yang sempat disegel, kini ada 12 yang dinyatakan siap beroperasi kembali.

“Kami sedang cek persiapan mereka. Ada 12 yang katanya sudah siap dibuka lagi,” ujar Wakil Kepala BGN Nanik S. Deyang, dalam acara Upaya Meningkatkan Kualitas Gizi Bangsa melalui MBG, di ANTARA Heritage Center, Jakarta Pusat, Kamis (23/10).

Nanik menjelaskan, pembukaan kembali dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) tak bisa dilakukan sembarangan. Setiap dapur harus memenuhi seluruh ketentuan yang berlaku, mulai dari kebersihan, pengolahan air limbah, hingga ketersediaan tenaga juru masak bersertifikat.

“Kami akan cek, apakah dapurnya sudah steril, apakah SDM-nya sudah lengkap. Semua itu jadi syarat utama sebelum diizinkan beroperasi lagi,” kata Nanik.

Sebelumnya, BGN menutup 112 dapur SPPG yang dinilai melanggar SOP dan berpotensi menimbulkan risiko keamanan pangan. Langkah tegas ini diambil demi melindungi penerima manfaat program Makan Bergizi Gratis (MBG).

“Kalau mereka mau beroperasi lagi, wajib memenuhi semua sertifikasi yang sudah ditetapkan,” ujar Nanik, usai menghadiri acara satu tahun capaian Kemenko Pangan, Jakarta (21/10).

Ada tiga sertifikasi utama yang wajib dimiliki setiap dapur SPPG: Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS), Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP), dan sertifikat halal.
Tak berhenti di situ, BGN juga mewajibkan sertifikat air bersih serta penerapan standar dapur sesuai petunjuk teknis pemerintah.

“Masih ada dapur yang ruang pemorsiannya belum pakai pendingin. Padahal itu penting supaya makanan tidak cepat basi,” jelas Nanik.

Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto dalam Sidang Kabinet Paripurna (20/10) menyampaikan capaian program MBG sejauh ini. Sejak diluncurkan pada 6 Januari 2025 hingga 20 Oktober 2025, tercatat 1,41 miliar porsi makanan bergizi telah dimasak dan disalurkan ke seluruh Indonesia.

“Artinya, hari ini sudah 1.410.000.000 porsi MBG yang dimasak dan dibagikan,” kata Prabowo.

Program ini telah menjangkau sekitar 36,7 juta anak dan ibu hamil selama hampir sepuluh bulan berjalan, sebuah operasi logistik gizi terbesar dalam sejarah program sosial Indonesia modern.

Bagikan