Ketika Mad Madmen Merobek Batas Genre di Panggung Salihara

Komunitas Salihara bekerja sama dengan Beyond Production menghadirkan Lintas Suara, sebuah pertunjukan musik eksperimental dari trio asal Jakarta, Mad Madmen, yang berlangsung pada Rabu, 28 Mei di Teater Salihara.

Kolaborasi perdana ini menjadi ruang eksplorasi sonik yang segar, memadukan ekspresi musikal lintas batas dalam suasana intim dan penuh kejutan.

Mad Madmen yang terbentuk pada 2018, digawangi oleh Kalam Mahardhika (gitar/vokal), Marvin Muhammad (bas/vokal), dan Andika Rahimy (drum).

Musik mereka dikenal penuh dinamika, hasil dari jamming panjang yang melahirkan paduan ritme kompleks, melodi tajam, dan elemen-elemen tak terduga.

Menyebut diri sebagai “Jazzed-Up Funkadelic Prog-Pop Power Trio”, Mad Madmen secara sadar menjauh dari batasan genre. Mereka lebih fokus pada penciptaan narasi musikal yang personal dan relevan, lengkap dengan kejutan-kejutan sonik berupa perubahan nada, ritme, hingga atmosfer.

Andika Rahimy mengungkapkan, pentas di Salihara menjadi momen penting untuk membumikan semangat eksperimentasi grup ini.
“Kami melihat Komunitas Salihara sebagai ruang seni yang terbuka, yang mempertemukan tradisi dan modernitas. Di sinilah kami merasa karya kami bisa berkembang tanpa batas, tidak terpaku pada yang lama, juga tidak sekadar mengejar yang baru, tapi menciptakan dialog di antara keduanya,” tambahnya.

Pada malam Lintas Suara, Mad Madmen membawakan delapan lagu sebagai kilas balik perjalanan musikal mereka sejak 2018. Setiap nomor menjadi penanda evolusi gaya dan semangat band ini, yakni Cold Turkey (2018), Vendetta³, Contemplation Pt. 1 (2023), Natasha Dub?, Maharupa (2023), Waltz untuk Dara (2019), Saran dan Keluhan (2025), dan Big Ol’ Jazzmaster (2019).
Atmosfer pertunjukan kian hidup berkat energi para penonton yang menyambut hangat setiap lagu. Andika menuturkan kebahagiaannya atas sambutan tersebut, “Rasanya luar biasa. Bisa tampil dengan kualitas suara yang solid dan layout penonton yang belum pernah kami alami sebelumnya, sangat menyenangkan. Memang kami sempat nervous, tapi setelah lagu pertama dan melihat reaksi penonton, energinya langsung meledak, jauh melampaui panggung-panggung sebelumnya.”

Tak hanya para musisi yang merasakan atmosfer magis Salihara, para penonton pun membawa pulang pengalaman istimewa. Salah satunya, Azmy Gilang, yang mengungkapkan kepuasannya:
“Untuk pengalaman pertama nonton di Salihara, gue suka banget. Suasananya intimate, nyaman, dan akustiknya keren banget. Cocok banget buat yang pengen denger musisi favoritnya secara jelas dan dekat.”

Lintas Suara bukan hanya konser musik, tapi perayaan keterbukaan, keberanian bereksperimen, dan dialog lintas batas dalam seni pertunjukan. Sebuah langkah yang berani dari Mad Madmen, dan panggung yang tepat dari Komunitas Salihara.Bee

Bagikan